Di sini,
saya masih berbicara tentang basis data. Di artikel lain, saya menulis tentang
definisi normalisasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa metode normalisasi akan
mengubah tabel dari bentuk belum normal menjadi bentuk normal.
Apa tujuan
utama dari metode normalisasi?
Menurut
Nugroho (2002: 135), normalisasi digunakan untuk melakukan:
1. Optimalisasi
redundansi (pengulangan data yang tidak dibutuhkan)
2. Menghilangkan
anomali (data yang tidak konsisten)
Menurut
Hariyanto (2004: 69), keuntungan proses normalisasi mencakup:
1. Meminimalisasi
ukuran storage untuk menyimpan data.
2. Meminimalisasi
risiko inkonsistensi data dalam basis data.
3. Meminimalisasi
kemungkinan anomali yang berulang
4. Memaksimalkan
stabilitas struktur data.
Jika kita melihat manfaat
normalisasi berdasarkan buku-buku di atas, kita akan mendapatkan istilah yang
sama “meminimalisasi inkonsistensi data”, bukan?
Mari kita mengingat normalisasi yang
digunakan untuk basis data. Basis data harus memiliki fungsi tambah, edit dan
hapus. Dengan demikian, jika kita menghapus data pada satu tabel utama (primary
table), maka data yang ada dalam tabel transaksi harus terhapus juga secara
otomatis.
Contohnya:
Pada tabel
primer, kita memiliki data: No, Nama Mahasiswa, Alamat
Dalam tabel
transaksi, kita memiliki data: No, Nilai
Jadi, kedua
tabel tersebut memiliki data yang sama: No.
Jika kita menghapus data No dari
tabel primer, maka data No dalam tabel transaksi harus terhapus secara
otomatis. Jika tidak, operator akan menduga bahwa mahasiswa bersangkutan masih
aktif, bukan?
Referensi
[1] Hariyanto B. 2004. Sistem
Manajemen Basis Data: Pemodelan, Perancangan dan Terapannya. Bandung:
Informatika.
[2] Nugroho A. 2002. Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.
***
See you next articles…!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment