Saya memperhatikan para tokoh yang
menyetujui kenaikan harga BBM. Mereka berkata bahwa kenaikan tersebut adalah
untuk menempatkan pemberian subsidi kepada orang yang lebih berhak. Yang
terjadi saat ini adalah orang kaya ikut menikmati premium bersubsidi.
Kenaikan harga BBM, kenapa harus
dipermasalahkan?
“Kenaikan ini juga untuk kepentingan
rakyat. Pemerintah ingin subsidi diberikan dengan tepat sasaran. Masa rakyat
tidak mau?”
Itulah kira-kira kata-kata indah
dari para pendukung kebijakan kenaikan BBM yang sering saya dengar. Memang
tampaknya mereka baik sekali, berhati tulus kepada rakyat miskin.
Akan tetapi, yang menjadi masalah
adalah “BOHONG”. Satu kata inilah yang mungkin membuat sebagian rakyat
berontak. Mari kita perhatikan kebohongan berikut:
1. Subsidi akan
dialihkan kepada orang yang lebih layak. Benarkah? Jangan-jangan malah masuk ke
para koruptor.
2. Daripada
subsidi diberikan kepada orang kaya, lebih baik untuk dana pendidikan.
Benarkah? Masa iya mau membantu dunia pendidikan, tapi masih enggan mendengar
keluhan dan masukkan dari para praktisi dan pemerhatinya.
Jadi, masalahnya bukan rakyat tidak
setuju dengan pengalihan subsidi, tapi mereka curiga pemimpinnya hanya
berkata-kata “BOHONG”. Mana bisa rakyat percaya kepada pemimpinnya, pemimpin
masih bisa makan gepuk dan tidur di kasur empuk, sementara rakyat bekerja lebih
keras untuk membeli kebutuhan pokok yang melonjak naik. Rakyat disuruh hemat,
pejabat masih ganti-ganti mobil dinas dan suka jalan-jalan. Kalau demikian,
mana bisa rakyat bisa percaya pada pemimpinnya?
“BOHONG….!”
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment