Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, August 14, 2013

Pengemis Rp100.000 per Hari di Hitam Putih Trans 7



Ketika menonton program Hitam Putih di Trans 7, saya terkejut karena seorang pengemis mengakui pendapatan minimalnya Rp100.000 per hari. Jadi, dalam sebulan bisa mengantongi Rp3.000.000. Woooow…


Saya yakin banyak para pekerja dengan profesi lain yang penghasilannya di bawah pendapatan pengemis di atas, iya kan? Termasuk pendapatan sebagian blogger.

Yang disoroti di sini bukan masalah pendapatan pengemisnya karena sudah banyak isu seperti itu. Penjual rokok dan kopi juga di sebuah pasar tradisional bisa menabungkan untungnya sekitar Rp100.000 per hari, padahal rokok ada yang mengharamkan ya.. Tapi tetap berjaya, walaupun para pembelinya hampir 100% orang Islam, mungkin termasuk orang-orang miskin juga tuh….! Karena saya lihat tukang buruh kasar juga tampak nikmat menghirup rokoknya.

Jadi, yang disoroti adalah saya aneh kok bisa pengemis tersebut tampil tanpa topeng atau penyamaran lain sebagai sensor, padahal ia sendiri mengaku bahwa tetangganya tidak tahu profesinya sebagai pengemis.

Di samping saya tidak setuju kalau mengemis dijadikan profesi, tapi saya juga merasa kasihan kepada anak-anak dan keluarganya. Karena setelah tampil di TV, mungkin saja ada tetangganya yang nonton.

Sekilas sih sah-sah saja agar profesi mengemisnya segera berhenti. Tapi tampak kurang tepat kalau caranya begitu karena akan merusak mental anak-anaknya. Apalagi kalau sebelumnya anak-anak tidak tahu kalau ayahnya berprofesi sebagai pengemis.

Saya selalu ingat pelajaran bahwa “Janganlah kita memperolok-olokkan orang yang meminta-minta!” Jadi, kita harus berhati-hati dengan kondisi hati masing-masing ketika bersikap kepada pengemis. Ketawa saja harus lebih hati-hati karena tertawa ketika mengkritik pengemis, seringkali mengarah ke cibiran, “Kok tidak mau kerja keras ya…? Minimal pertanyaan inilah yang suka muncul, padahal kita kita tahu cobaan apa yang sebenarnya Allah SWT timpakan kepada pengemis tersebut?

Pendek kata, saya lebih setuju kalau pengemis yang muncul di TV yang kemungkinan akan diwawancarai hal negatifnya, maka lebih baik disensor saja. Kita harus menyelamatkan keluarganya. Kita juga tidak tepat kalau harus mempermalukan sang pengemis tersebut.

Akan lebih baik, kalau pengemis tersebut dipanggil, kemudian diberikan solusi alternatif (pekerjaan baru) yang dapat menggantikannya sebagai pengemis. Mungkin itu lebih aman untuk kita agar tidak termasuk menghardik fakir miskin.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment