Senyum dulu ah, biar tidak terlalu
serius dan tegang :)
Saat ini saya sedang merenungkan
beberapa pemberitaan tentang rendahnya persentase bangsa Indonesia dalam bidang
membaca dan menulis. Tidak hanya masyarakat umum, kalangan kampus pun masih
masuk kategori belum suka menulis. Jadi ingin menyumbangkan Sejuta Artikel
Untuk Indonesia!!!
Tapi kalau sendirian, entah sampai
kapan jumlah itu bisa dicapai. Saya teringat baru-baru ini kita sering
mendengar para pemerhati lingkungan yang sering membuat program “Menanam Sejuta
Pohon”. Ternyata itu bisa dilakukan, padahal program tersebut membutuhkan
anggaran untuk membeli pohon dan penyediaan lahan yang tidak murah. Walaupun itu
program pemerintah, tetap saja harus diperhitungkan, bukan?
Tiba-tiba hati saya bertanya: “Jangan-jangan
orang lain sudah lebih dulu mengadakan program “Sejuta Artikel Untuk Indonesia”?
Tapi saya tidak urung seandainya program ini sudah ada, justru akan lebih bagus
karena Indonesia akan memiliki berjuta-juta artikel dari hasil karya anak bangsanya.
Artikel seperti apa?
Bagusnya artikel ilmiah yang ada
daftar isinya. Namun apabila kesulitan, campur saja, misalnya fifty-fifty. Kalau
dalam sebulan mampu membuat 20 artikel, maka 10 artikel tentang artikel ilmiah,
10 artikel artikel bebas. Kecuali kalau penulis hanya sukanya fiksi, ya bisa
saja 20 artikelnya tanpa referensi.
Bagaimana publikasinya?
Agar hemat, kita menggunakan blog
saja di kitaabah.com. Jadi, saya berusaha untuk membayar sewa hosting dan
domain-nya, para penulis yang ngisi artikelnya. Tentunya, saya juga insyaAllah
mau ikutan nulis dong.
Kalau gitu, hanya menguntungkan Kitaabah
dong?
Tenang saja. Seandainya dengan
banyaknya artikel yang dikirim ke kitaabah.com bisa menghasilkan pendapatan,
maka pendapatan tersebut tidak akan masuk ke saku saya sendiri. Meskipun pada
awalnya program “Sejuta Artikel Untuk Indonesia” merupakan bentuk sukarela
(tanpa dibayar), namun apabila dari hasil ini menghasilkan uang, maka semua
para penulis berhak mendapatkan bagiannya.
Berapa bagian untuk penulis?
Nah ini yang sulit bagi saya karena
belum ada bayangan berapa pendapatan yang akan dicapai. Namun demikian, saya
menargetkan 70% untuk semua para penulis. Seandainya biaya operasional dan
biaya lain-lain kitaabah.com bisa kurang dari 30%, mungkin bisa saja sisanya
untuk para penulis juga.
Ini bukan janji manis ya, tapi
sebuah cita-cita agar para penulis juga mendapatkan haknya setelah melakukan
kerja keras dengan menulis artikel di Kitaabah.
Kalau dihitung-hitung secara
sederhana bisa seperti ini:
1 penulis mengirim 20 artikel per
bulan
100 penulis = 2.000 artikel per
bulan
1.000 penulis = 20.000 artikel per bulan
10.000 penulis = 200.000 artikel per
bulan
Ada yang salah enggak ya ngitungnya…????
:)
Jadi, kalau ada 10.000 penulis yang mengirimkan
artikel, maka untuk mencapai 1.000.000 artikel hanya membutuhkan 5 bulan saja.
Sementara itu, dalam kegiatan tulis-menulis biasanya tidak terpaku dalam 20
artikel per bulan, bisa kurang, dan bisa juga lebih.
Ya, kalau belum mencapai sejuta
artikel dalam 5 bulan, inginnya tidak lebih dari setahun kita sudah mencapai
jumlah tersebut. Jumlah artikel 20 buah per bulan juga bukan hal mutlak, bisa
saja sebagian penulis hanya mengirim 1 artikel dalam sebulan.
Satu artikel memuat antara 150-299
kata. Hal ini dilakukan agar tidak terkendala dengan sistem pembayaran yang
sudah ada di Kitaabah.com.
Apakah ini tidak khawatir muncul
artikel sampah? Tidak, sejelek apapun artikel apabila dibuat dengan kejujuran
(bukan hasil plagiat), saya yakin akan bermakna bagi para pembacanya.
Setelah tercapai Sejuta Artikel, lalu?
Saya sedang berpikir mengarsipkan semua
nama-nama penulisnya. Tapi masih bingung, apakah dalam bentuk buku cetak atau
blog saja? Yang jadi pertimbangan juga, apakah semua penulis ingin dituliskan
namanya atau enggak? Yang jelas, saya dan Kitaabah tidak berhak mengklaim nama
baik dan karya dari masing-masing penulis. Biarlah artikel anda semua jadi
referensi anak cucu kita di saat yang akan datang, dan nama anda terukir bak
sebuah prasasti. :)
Satu lagi yang masih dipikirkan adalah kalau menerapkan sistem moderasi, mungkin saya baru mampu maksimal 40 artikel per hari. Itu juga kalau semua penulis pada baik-baik tidak mengirimkan artikel plagiat. :)
Ada yang punya pendapat???
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Usulan yang bagus. Memang cara tersebut membuat saya pusing karena harus ngecek lebih teliti. Mungkin kalau pakai aplikasi komputer enggak terlalu rumit ya.
ReplyDeleteSemakin banyak penulis, insyaAllah artikel semakin selektif. Thanks bro :)
bang tasdik knapa 2 tulisan saya blum juga diposkan sejak 2 hari terakhir? statusnya pending terus
ReplyDeleteMungkin masih dalam antrian, Mas. Saat ini Kitaabah baru bisa mempublikasikan 1 atau 2 artikel saja. Mohon bersabar ya....!
Delete