Ketika
merenung masa-masa kuliah, juga mendengar kabar tentang kebiasaan para
mahasiswa di tanah air ini yang masih disibukkan dengan catatan kuliah dan
tugas-tugas kampus, saya jadi miris juga. Bagaimana tidak miris, catatan dan
tugas yang bertumpuk-tumpuk dan dikerjakan dengan waktu yang tidak singkat
harus rela disimpan di rumah untuk kemudian menanti antrian untuk dikilo ke
pembeli koran kiloan.
Tidak adakah
cara lain belajar di dunia ini? Mulai SD sampai SLTA, catatan saya juga sudah
seabreg. Ditambah catatan kuliah yang setiap minggunya hampir tidak luput dari
tugas. Lalu apa bedanya perguruan tinggi dengan sekolah?
Lama saya
mengkritisi masalah perguruan tinggi yang masih bergaya SLTA. Memang sih
istilahnya keren-keren, seperti skripsi, jurnal ilmiah, book report, laporan
penelitian, tugas akhir, dan lain-lain. Namun seringkali terdengar itu hanya
basi-basi berkedok intelektual. Kenapa bisa demikian? Salah satu alasannya
adalah pendidikan di negeri kita baru bisa menghargai hasil, bukan prosesnya.
Baru bisa menilai skripsi yang sudah jadi, tak peduli skripsi itu dibuat
sendiri oleh mahasiswa bersangkutan atau hasil beli.
Masalah
pelik ini memang sebaiknya dikembalikan ke pakar pendidikan saja. Namun
demikian, saya juga terlalu sering ikut memikirkannya karena fenomena tersebut
seringkali muncul di depan hidung saya. Bertahun-tahun kuliah, beberapa
mahasiswa tidak mampu menulis walau hanya untuk isi blog sekalipun. Lalu kemana
hasil tugas kuliah tiap minggu itu? Bukankah tugas kuliah itu bisa juga menjadi
isi blog?
Saat ini
hati saya semakin kuat untuk mengajak para mahasiswa berbagi ilmu dari hasil
kuliahnya. Catatan kuliah dan tugas kuliah harus disusun lagi menjadi
penggalan-penggalan artikel pendek dan sederhana untuk kemudian dipublikasikan
di blog.
Sebelumnya,
saya agak kesulitan ketika bicara dengan beberapa orang yang punya status
mahasiswa untuk turut andil berbagi ilmu melalui blog karena mereka masih
banyak yang belum bisa membuat blog. Kalau saya harus mengajari mereka
mendesain blog, mana waktu buat dapur saya??? he…he..
Namun
sekarang sudah ada kitaabah.com. Dengan blog inilah saya merasa agak leluasa
mengajak para pelajar dan mahasiswa untuk berhenti mengkeramatkan catatan
kuliah di rumah, untuk segera mempublikasikannya di kitaabah.com. Syukur-syukur
kalau mereka punya blog masing-masing.
So, mari
berbagi ilmu walaupun dengan catatan kuliah sekalipun! Tak perlu menunggu lulus
sarjana dengan gaya narsis foto wisuda karena umur kita belum tentu cukup
sampai wisuda. Saat ini punya catatan kuliah, saat ini juga kita bagi ke
ratusan hingga ribuan pembaca blog.
Saya yakin,
saya yakin, saya yakiiiiin, di bumi pertiwi ini masih banyak mahasiswa yang
membutuhkan catatan kita di blog karena beli buku tidak semua mampu, kecepatan
pencarian pun blog relatif lebih unggul dibandingkan harus pergi ke toko buku
dulu hanya untuk mengerjakan tugas-tugas dari dosen yang tak jelas tindak
lanjutnya.
Kenapa tugas
dari dosen tidak jelas tindak lanjutnya? Bukankah itu dapat mencerdaskan
mahasiswanya? Ya iyalah tidak jelas tindak lanjutnya, masa iya tugas kuliah
selama 4 tahun lamanya, tidak satupun yang masuk buku kecil yang layak terbit
di penerbit kampus, sertifikat, seminar, apalagi hingga hingga jadi uang. Memang
ada beberapa tugas akhir yang masuk penerbit, namun itu bisa dihitung jari
karena penulisnya cenderung mahasiswa yang ber-IQ tinggi saja, lalu karya mahasiswa
lainnya kemana? Hanya basa-basi bukan? Anak SLTA juga sudah bisa tuh kalau
hanya seperti itu.
Sudah ah,
nanti para pemangku kampus ada yang marah. He…he…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment