Saya sering bercerita isi pikiran
saya tentang Kitaabah, termasuk mimpi saya untuk Kitaabah. Mungkin sebagian
blogger ada yang tertawa (Ini pikiran negatif saya, mungkin) karena saat ini
sedang gencar-gencarnya niche blog.
Bahkan para blogger yang menargetkan
dollar dari Google Adsense, mereka tampaknya menyembunyikan blognya karena
takut adanya click fraud. Lalu kenapa saya malah membuat blog campur sari
dengan beragam tema?
Sebenarnya saya juga ingin mencoba
membuat niche blog dengan sponsor iklan Google Adsense. Namun selain harus
belajar dulu, saya merasa kurang nikmat kalau blog saya tidak diperkenalkan ke
orang lain. Jadi, saya merasa tiap hari takut terjadi click fraud. Dengan
alasan inilah, saya malah memilih membuat blog Kitaabah yang justru berharap
banyak orang yang mengetahuinya.
Lalu ada lagi yang mungkin bertanya,
kenapa berani membuat Kitaabah sebagai jurnalisme warga, padahal blog
jurnalisme warga lain biasanya didirikan oleh perusahaan besar, misalnya
Kompasiana?
Saya juga menyadari hal di atas.
Namun karena saya masih belum menemukan blog jurnalisme warga milik perusahaan
besar yang membayar penulisnya, maka tidak ada solusi lain selain harus membuat
sendiri.
Apakah Kitaabah tidak takut dengan
blog-blog besar seperti Kompasiana, Blogdetik, Wikipedia, dll.?
Sejujurnya perasaan takut ada sih,
takut tidak kebagian penulis. He..he..Tapi ternyata ketakutan tersebut tidak
terjadi, sekarang penulis yang daftar ke Kitaabah sudah lebih dari 100 orang,
padahal saya tidak melakukan promosi besar-besaran.
Di samping itu, ketakutan saya
semakin menghilang ketika ingat pemikiran awal bahwa Kompasiana, Blogdetik dan
Wikipedia itu guru Kitaabah. Dengan kata lain, Kitaabah banyak ‘nyontek’ ketiga
Website besar tersebut.
Dengan nyontek, apakah Kitaabah
tidak takut mati suri?
Enggak juga sih selama tidak nyontek
100%. Kata anak-anak muda itu yang penting ada inovasinya. Saya teringat China
banyak orang yang mengatakan penjiplak, namun karena daya inovasinya kuat, maka
sekarang negara tersebut mempunyai search engine keren, Baidu. Di samping itu,
kendaraan dan barang elektroniknya semakin banyak menembus luar negeri,
termasuk Indonesia.
Banyak yang mengatakan kualitas
produk China itu jelek. Namun karena mempunyai keunggulan harganya murah, maka
tetap saja banyak konsumennya. Saya tidak bermaksud Kitaabah menargetkan
kualitas rendah, namun sejelek-jeleknya Kitaabah, kalau kita (saya dan para
penulisnya) pandai berinovasi, maka saya yakin Kitaabah tidak akan mati suri,
tidak juga ditertawakan. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment