Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Friday, November 15, 2013

Jadi Penulis Blog atau Surat Kabar Konvensional?


Salah satu kegagalan saya menembus surat kabar konvensional adalah belum mencobanya. Kenapa? Karena saya lebih banyak berkenalan dan dunia blogging yang membuat saya bersikeras untuk mendapatkan uang dari tulisan saya di blog.


Ternyata mencari uang dari blog itu tidak mudah. Parahnya lagi saya meyakini sering update artikel akan mendatangkan pengunjung banyak. Kalau pengunjung sudah banyak maka uang pun akan mengalir deras ke rekening saya. Hal ini berimbas pada mental saya yang menjadi malas membuat artikel yang berkualitas. Menurut saya ini salah. Artikel blog itu selain harus rajin di-update, artikelnya pun harus berkualitas.

Dampak lain dari kurangnya perhatian saya pada kualitas suatu artikel adalah belum terbiasanya membuat artikel berkualitas walaupun sudah hampir setahun aktif ngeblog. Hal ini akan memperlambat kemampuan saya untuk menembus surat kabar konvensional.

Sekarang agak mulai mencoba ingin belajar membuat artikel agak serius. Ada harapan ingin mencoba mengirimkan artikel ke surat kabar konvensional. Selain status artikelnya diakui oleh dunia akademik, honornya juga besar-besar, mulai Rp50.000 hingga Rp300.000 per artikel.

Walaupun honornya besar tetap saya masih harus sadar diri: Siapa saya? Apa yang membuat artikel saya layak muat? Dan pengiriman artikel ke surat kabar konvensional tidak akan sebebas ke blog.

Sebenarnya, ada informasi bahwa ada sebuah blog berbahasa Inggris sudah berhasil dengan jenisnya seperti Kitaabah.com, penulisnya bisa mendapatkan bayaran minimal $25 per dua minggu. Kualitas artikelnya pun tidak terlalu harus hebat-hebat.

Kalau artikel berbahasa Inggris mampu membayar $25 per dua minggu karena jangkauannya internasional, maka mungkin bukan mimpi di siang bolong kalau Kitaabah yang jangkauannya Indonesia saja bisa membayar penulisnya minimal Rp50.000 per bulan.

Sekarang langkah selanjutnya adalah apakah para penulis Kitaabah bisa bersabar menulis hingga ratusan artikel tanpa bayaran yang berarti? Dan seberapa kuat usaha para penulis Kitaabah untuk terus meningkatkan kualitas tulisannya? Kalau kedua hal ini sudah terpenuhi, kita tinggal bertawakal dengan penuh harap rupiah mulai masuk rekening masing-masing. J

Jadi Penulis Blog atau Surat Kabar Konvensional? Saya masih penasaran dengan uang dari artikel blog. Ada mimpi kuat bahwa blog pun bisa menghasilkan uang buat saya. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment