Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Friday, November 29, 2013

Sukses Menjadi Penulis dan Bersedekah

Bagi sebagian orang, profesi penulis itu menjadi impian dan dambaan. Bagaimana tidak, profesi ini tampak berpenampilan rileks, tapi kerjanya tidak hanya di kantor, melainkan di rumah atau tempat lain juga bisa.


Selain itu, profesi penulis masuk kategori intelek, sehingga orang relatif akan terjaga otaknya karena sering digunakan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa kalau otak ini sering digunakan untuk belajar, kemungkinan akan terhindar dari pikun.

Satu lagi pertimbangan orang-orang ingin jadi penulis, yaitu uang. Penulis yang sudah handal (minimal bisa tembus penerbit atau menjadi ghost writer, tidak masuk top author), mereka akan mampu memperoleh pendapatan untuk kebutuhan keluarganya.

Sekilas perhitungan berdasarkan obrolan beberapa tahun yang lalu dengan seorang penerjemah lepas (penerjemah yang menjual naskahnya ke penulis, sehingga namanya tidak dicantumkan di buku terjemahannya).

Beliau biasanya menjual hasil terjemahannya Rp10.000 per lembar untuk terjemahan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Seandainya ketebalan buku sekitar 200 halaman, maka pendapatan penerjemah tersebut Rp10.000 x 200 halaman = Rp2.000.000.

Pendapatan di atas dari satu buku. Sang penerjemah tersebut mengaku biasanya mampu menterjemahkan 10 lembar per hari, bahkan bisa sampai 20 lembar per hari. Seandainya 10 lembar per hari, maka 200 lembar buku akan selesai dalam waktu 20 hari saja, bukan? Kita masih punya 10 hari lagi dalam sebulan untuk menterjemahkan buku lain, atau ternak lele, atau peluang usaha lainnya.

Sebagai catatan kecil, buku-buku dalam bahasa Inggris biasanya tebal-tebal (lebih dari 200 halaman). Jadi, pendapatan pun bisa lebih dari 2 juta per bulan.

Sayangnya, saya belum pernah ngobrol langsung dengan seorang penulis tentang pendapatan, sehingga belum tahu berapa pendapatannya dari penjualan satu buah buku.

Kembali ke contoh terjemahan. Saya sedang memikirkan untuk menterjemahkan artikel-artikel atau e-book gratis yang tersedia di Internet. Yang menjadi pemikiran saya antara lain perlukah saya meminta izin kepada penulisnya? Kalau harus, agak khawatir ribet juga.

Sebagai alternatifnya, saya membuat ringkasan-ringkasan singkat dari buku atau e-book bahasa Inggris, kemudian ditambahkan tanggapan sederhana saya. Dengan cara ini diharapkan tidak menjadi seorang plagiator.

Kalau murni menulis dengan kemampuan sendiri biasanya kualitas artikel saya masih jauh dari bagus. Kejaran saya adalah artikel saya itu harus memberikan banyak manfaat. Maka kalau mengambil referensi dari buku-buku lain, kemungkinan besar dapat dibaca oleh para pelajar sebagai referensi tambahan  untuk sekolah/kuliahnya.

Lalu, apa hubungannya dengan sedekah?
Kalau kita perhatikan ada beberapa website yang membagi dari penghasilannya untuk kebutuhan amal (sedekah), baik untuk pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.

Sebagai salah satu contohnya adalah Kitaabah. Blogku tercinta ini insyaAllah mencoba menerapkan konsep 10% dari penghasilannya untuk amal, terutama untuk pendidikan dan fakir miskin.

Jadi, para penulis Kitaabah secara tidak langsung telah bersedekah 10% dari hasil kerja kerasnya menulis artikel, selain mereka juga telah bersedekah melalui artikelnya masing-masing. Namun demikian, para penulis tersebut tidak akan dirugikan dengan program amal tersebut karena mereka tetap akan mendapatkan 70% dari pendapatan Kitaabah.

Tampaknya, program ini bukan hanya bualan kalau kita mau bekerja keras. Kalau kita belum bisa bersedekah jutaan, mungkin bisa ratusan ribu. Kalau ratusan ribu belum mampu, mungkin ribuan rupiah. Yang penting, kita harus bersedekah dalam kondisi apapun, walaupun mampunya dengan Rp500 atau dengan senyum saja, bukan?

Saya berharap teman-teman banyak yang menorehkan ide-idenya dalam tulisan, sehingga program sedekah melalui karya tulis pun bisa segera terwujud. Medianya tidak hanya Kitaabah melulu, media lain juga mungkin bisa dicoba.

Dengan program sedekah ini, banyak hal yang bisa dilakukan, antara lain:
1.      Membantu siswa/mahasiswa yang kurang mampu
2.      Membantu fakir miskin untuk memperoleh pekerjaan
3.      Membantu fakir miskin untuk berobat
4.      Dan lain-lain


Semoga program ini bisa menjadi solusi nyata, khususnya untuk bangsa tercinta ini.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

1 comment:

  1. setuju, secara pribadi saya sangat setuju dengan program sedekah. saya juga mau membuat ebook gratis untuk para siswa yang kesulitan dalam memahami buku teks dan atau memahami tulisan. ebooknya sedang diperbaiki lagi, dulu sempat di simpan di ziddu, cuma ga tahu kenapa hilang lagi seprti di delete sama ziddunya.

    ReplyDelete