Sebenarnya
saya sudah lama memiliki e-book tentang “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh
dalam Sejarah” yang di-download dari situs pakdenono.com. E-book ini merupakan
terjemahan dari buku karya Michael H. Hart. Sementara itu, penerjemahnya adalah
H. Mahbub Djunaidi.
Pertama kali
yang membuat saya tertarik terhadap buku ini adalah karena menempatkan Nabi
Muhammad saw pada urutan pertama sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam
sejarah. Padahal tokoh lainnya datang dari berbagai bidang seperti tokoh agama
(termasuk beberapa nabi), ilmuwan fisika, filusuf, ilmuwan sosial, dan
lain-lain.
Salah satu
ilmuwan yang termasuk tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah adalah Thomas
Alva Edison. Beliau menduduki urutan ke 38. Saya selalu teringat pada ilmuwan
yang satu ini karena kata-katanya seringkali diungkapkan oleh para motivator.
Ketika masih
muda, saya mendengar motivasi yang berasal dari perjalanan hidup Edison bahwa “dari
1001 satu percobaan yang dilakukannya, hanya satu yang berhasil.” Dulu, saya
mengira angka tersebut hanya sebuah ungkapan peribahasa saja, seperti “sumpah 7
turunan!” Angka tujuh ini biasanya tidak dianggap benar-benar angka 7, tapi
menunjukkan sumpahnya sangat serius. J
Namun ketika
membaca buku Hart ini ada pernyataan bahwa “Edison merancang lebih dari 1.000
penemuan.” Ada kemungkinan angka 1.000 tersebut benar-benar sebuah angka
Matematika, bukan peribahasa.
Sekarang ada
hal lebih unik lagi ketika membaca sebuah buku motivasi terkait pernyataan
Edison di atas. Ketika Edison mengalami kegagalan dalam eksperimennya,
pernyataannya kira-kira jadi begini: “Saya sudah menemukan 1.000 cara gagal
yang apabila orang lain mencobanya, kemungkinan besar akan gagal.”
Sekalagi
lagi bukan “Saya sudah gagal 1.000 kali”, tapi “saya sudah menemukan 1.000 cara
gagal.” Keren, kan?
Lalu, kenapa
disebut bukan ilmuwan sejati?
Yang paling
terkenal penemuan Edison adalah sistem penerangan listrik (lampu pijar). Dalam
buku ini dinyatakan bahwa “beberapa tahun sebelumnya lampu bersinarkan arus
listrik itu telah digunakan untuk penerangan lampu jalan di Paris.” Jadi,
Edison bukan penemu pertamanya.
Namun
demikian, Edison mampu menciptakan bola pijar yang dapat digunakan di
rumah-rumah. Inilah yang membuat penemuannya spektakuler karena lampu pijar
dapat digunakan secara praktis, bahkan lebih ekonomis.
Jadi, maksud
dari ilmuwan ‘sejati’ dalam tulisan ini adalah Edison bukan hanya berjiwa
ilmuwan, tapi berjiwa pembisnis juga. Saya sering katakan bahwa ilmuwan sejati
itu biasanya akan terhenti penelitian dengan dua kondisi. Yang pertama habis
anggaran (uang), dan yang kedua habis usia. He…he.. Meskipun ini guyonan saya,
tapi memang bisa serius juga karena ada ilmuwan yang belum selesai
penelitiannya sudah didahului kematian, dan anggaran penelitiannya pun sudah
tidak mencukupi lagi. Salah satunya adalah Charles Babbage yang tidak selesai
dalam penelitian komputer modernnya.
Kenapa masih
juga dimasukan pada deretan ilmuwan? Pada buku ini dinyatakan bahwa “kendati
tak satu pun hasil penemuan Edison memiliki arti penting yang menggemparkan,
berguna juga untuk diingat bahwa dia tidak cuma menciptakan satu alat, tetapi
lebih dari seribu.”
Itulah
sekilas Edison yang dipaparkan pada buku karya Hart yang fenomenal ini. Semoga
bermanfaat!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment