Bagi teman-teman yang pernah kuliah,
biasanya tugas dari dosen relatif lebih banyak dibandingkan ketika SLTA ke
bawah. Tidak hanya tugas, catatan - baik catatan panjang maupun ringkasan
pendek - semakin sering dibuat. Tapi entah ke mana nasibnya setelah UAS
berakhir?
Musibah di atas tidak menjadi
tanggung jawab mahasiswa bersangkutan saja karena lingkungan sekitar juga ikut
berpengaruh. Kalau hanya catatan kuliah, lakunya hanya buat dosen. Setelah itu,
enggak laku lagi? Eh ada buat teman atau adik kelas, tapi masih jarang terjadi
pewarisan catatan seperti ini.
Catatan kuliah itu…
Mau dikirim ke penerbit, pasti
ditolak. Mau dibuat kompilasi, malas karena harus keluar uang penjilidan. Mau
disimpan di rumah, hanya membuat ruangan semakin semrawut. Lalu? Dibakar saja
atau di jual kiloan saja!!!
Padahal catatan itu tidak hanya
telah merenggut uang orangtua untuk membeli kertas dan pulpen, tapi sudah
mengeluarkan energi otak kita. Kenapa harus dijual murah?
Sekarang muncul kebiasaan mahasiswa
yang suka blogging. Inilah salah satu media yang bisa menyelamatkan catatan
kuliah kita. Walaupun kita harus menyalin dari tulisan tangan menjadi ketikan.
Kemudian melakukan sedikit pengeditan. Akan tetapi, manfaatnya sangat besar.
Catatan kuliah yang sudah masuk blog
itu akan menjadi referensi orang lain. Namun tetap harus diperhatikan tata
penulisan agar tidak terjadi pelanggaran hak cipta, minimal tuliskan sumbernya!
Tidak hanya menjadi referensi, kita
juga berpeluang mendapatkan uang dari blog yang berisi catatan kuliah kita. Enak
kan, daripada catatan dibakar?
Yang jadi sedikit masalah saat ini
antara lain para blogger mengisi blognya dengan artikel-artikel ‘kemalasan’,
seperti “Bagaimana mendapatkan uang dari blog dengan cepat dan gratis?
Bagaimana mendatangkan ribuan pengunjung blog dengan cepat dan cara ‘nakal’?
dan jenis artikel serupa lainnya.
Sudah jelas jenis artikel seperti di
atas tidak mungkin bisa dibuktikan, kecuali benar-benar tega merugikan sebagian
pihak lain. Daripada menipu, kenapa tidak menulis artikel sesuai skill kita
saja? Lama datangnya uang lebih baik daripada uang cepat datang tapi dengan
cara-cara tidak terpuji.
Yuk kita isi blog seperti mengisi
mading sekolah, bulletin kampus, koran kampus, dan sejenisnya! Pikatlah para
pengunjung/pembaca dengan artikel kita, bukan dengan gaya penipuan kita!
Tidak bisa membuat blog sekarang
bukan berarti tidak bisa menulis di blog/internet karena banyak blog yang
menerima tulisan dari banyak penulis walaupun tulisannya sangat sederhana,
seperti Kitaabah, Kompasiana, dan lain-lain.
Jadilah penulis yang jujur, bukan
yang suka ‘ngakal’!
Selamat menulis….! J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
kalau akhir akhir ini saya udah jarang mencatat mas
ReplyDeletesemuanya udah jaman powerpoint dan tinggal di copy paste aja
padahal dulu sering banget nyatat pas semester 1
tapi sekarang kayaknya udah zaman copy paste aja ya
heu..heu..penggunaan istilah postingan saya kurang update (kudate). Tapi saya masih suka punya catatan-catan kecil (Tulisan tangan), Mas. Maklum sering malas baca materi panjang di komputer
Deletejaman sekarang ini memang blog menjadi media yang tepat untuk menulis dan sharing kepada orang lain. Harapannya tulisan di blog kita bisa bermanfaat, sehingga ada kepuasan tersendiri. Kalau dapat uang dari blog, itu urutan ke sepuluh hehehe ^^
ReplyDeleteUrutan kesepuluh, tapi sangat menggembirakan saya he...he..
Deletealhamdulillah Kang, catatan kuliah saya dulu dan catatan waktu SMA masih tersimpan di rak buku tak pernah saya kilo. baik catatan kuliahnya maupun tugas-tugas yang udah dinilai oleh dosen, masih tersimpan. tks ats inspirasinya :D
ReplyDeleteMantap sekali. Catatan SMA ke bawah, entah bagaimana nasibnya di kampung. Mungkin enggak dikilo, tapi dibakar!!! hiks...hiks..
DeleteUntuk catatan setelah SMA, alhamdulillah masih ada, meskipun ditemani debu karena tidak dibuka-buka, termasuk koran bekas yang sempat dikumpulkan.
Ternyata enggak usah nunggu waktu seabad, sekarang saya seringkali baca korang bekas. weeew...! :)
Sama-sama, Kang Dens.