Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, December 21, 2013

Jadi Customer Service (CS) Itu Tidak Mudah

Banyak orang merasa senang apabila berkunjung ke mana saja - seperti bank, lembaga pemerintah, sekolah, universitas, dan kantor-kantor lainnya, termasuk rumah - disambut oleh CS dengan wajah ceria, bahasa yang ramah, senyum manis dan penjelasan yang ringan mudah dipahami. Kalau cantik atau ganteng itu nilai tambah saja, namun seringkali dominan. J


Di awal-awal mengelola kitaabah.com belum terasa berperan sebagai CS karena saya merasakan e-mail yang masuk via menu kontak itu seperti menjawab komentar di blog. Bahkan kalau tidak ada pesan masuk itu, terasa hampa dunia ini.

Namun setelah sekitar 6 bulanan bersama Kitaabah, sedikit merenung juga: “Oh mungkin begini ya kerjaan CS itu?” Yang pada dasarnya saya ini orang baik, ramah, ceria, jujur, bertanggung jawab, tidak sombong, dan gemar menabung, ternyata kadang-kadang agak kecut juga ketika membalas pesan beberapa e-mail.

Bahasa kecut, masam, dan marah kadang-kadang datang tanpa diundang, padahal saya sudah berprinsip dan berusaha menjauhinya, dan baru ketahuan setelah beberapa hari kemudian ketika melakukan check and recheck. Kejadian ini benar-benar menjadi tamparan keras buat saya yang sangat memimpikan sambutan CS yang cantik, baik hati, tidak sombong, dan tidak suka minta jajan, seperti digambarkan di paragraf pertama. J

Salah satu perkiraan munculnya muka/bahasa yang kurang nyaman dari seorang CS adalah karena kelelahan. Kalau ada CS yang tidak kelelahan, tapi tetap bermuram durja, itu bukan apa-apa, tapi sudah ajaran yang dianutnya. He..he..

Pendek kata, saya harus terus menghormati para CS, baik dalam keadaan ramah maupun marah, baik dalam keadaan manis maupun sadis. Begitu juga ketika ingat office boy, rasanya diri ini sukanya nyuruh-nyuruh mulu mentang-mentang sudah menggajinya. Padahal kalau untuk ngambil pulpen atau buku ataupun tas yang tertinggal di kantor, masa sih kita tidak mampu?


Office boy juga mau bonus dong! Kalau kita tidak bisa memberikan bonus berupa uang, kenapa kita tidak memberikan bonus berupa meringankan kerjaannya? Iya kan, iya kan, iya kan? Ini nih sudah pertanyaan maksa lagi, habis saya menulisnya sedang kecut juga karena ingat fakta di lapangan yang berbicara demikian. hmmmm
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment