Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Monday, December 16, 2013

Menentukan Saatnya Serius Menulis Artikel Blog

Bahasa dalam blog – khususnya blog personal – dikenal tidak terlalu formal. Penulis/blogger bisa cakakak-cikikik, haha-hehe, menggunakan smiley icon atau sejenisnya. Namun apabila ada keseriusan untuk mengelola blog personal kita, maka sekali-kali kita harus menulis yang cukup serius.


Blog Serius dan Non-Serius
Untuk apa blog berbahasa serius? Untuk membuktikan siapa diri kita ini. Langkah ini dapat bermanfaat juga untuk pembentukan image pemilik blog apabila blog tersebut direncanakan untuk menggaet relasi, profesi, bahkan bisnis.

Memang banyak blogger yang menyarankan untuk memisahkan antara blog bisnis/monetisasi dan blog personal yang berisi tulisan-tulisan ringan dengan topik gado-gado.

Akan tetapi, tidak semua blogger mampu mengelola banyak blog. Bahkan saya berpendapat bahwa mengelola satu blog juga tidak cukup modal 100 atau 200 ribu per bulan, apalagi harus mengelola lebih dari satu blog.

Solusi alternatifnya antara lain kita memisahkan topik/label artikel serius dan non-serius dalam satu blog. Dengan cara ini akan mempermudah para pengunjung (calon rekan bisnis, calon partner, dll.) mengenal seberapa serius kita. Di samping itu, tidak semua pengunjung datang ke blog dengan visi-misi serius, melainkan ada yang ingin blogwalking, silaturahmi, saling sapa, dan sejenisnya, maka mereka akan membaca artikel kita khusus yang berada pada topik/label/kategori Non-Serius.

Isi dan Cara Penulisan Artikel
Branding atau image kita dalam blog tidak hanya ditentukan dengan jenis artikel serius dan label serius pula, tapi ditentukan juga dengan isi dan cara penulisan artikel.

Kalau berbicara tentang isi artikel memang tidak bisa dikatakan mudah, namun bukan hal tidak mungkin untuk diraih. Seiring kebiasaan kita dalam meningkatkan kualitas belajar (minimal membaca dan menulis), maka kualitas artikel pun akan semakin bagus.

Namun ada yang relatif lebih mudah, yaitu tata penulisan. Walaupun tata penulisan juga akan sangat kompleks apabila dikaji secara mendalam, tapi kita mulai yang sederhana-sederhana saja, seperti menghilangkan salah ketik.

Meskipun dalam tulisan saya juga masih ditemukan salah ketik, namun saya terus berusaha untuk menguranginya. Yang saya lakukan biasanya setelah menulis artikel selesai, saya harus membaca ulang artikel tersebut sebelum dipublikasikan, minimal satu kali.

Kalau pengeditan “salah ketik” dilakukan pada saat artikel belum selesai biasanya ide akan hilang. Apabila pengeditan dilakukan setelah publikasi biasanya terasa malas apalagi kalau artikel di blog sudah menumpuk.

Jadi, minimal terhindar dari “salah ketik”, ini sudah menunjukkan keseriusan kita dalam menulis sebuah artikel. insyaAllah.


Sebagai tambahan, saya biasanya menghindari singkatan-singkatan ketika SMS-an dan berkomentar agar ketika membuat artikel tidak terbawa-bawa bahasa SMS dan komentar yang menggunakan bahasa planet luar bumi. he…he..
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

3 comments:

  1. mantap kang, baiklah, kita perbaiki isi dan cara menulis artikel kita. sejak ganti keyboard kok saya jadi sering salah ketik ya ha ha. sepertinya harus ganti pake logitech

    ReplyDelete
  2. @Afrid: he..he... juga

    @Dens: Keyboard baru itu masih sayang dipukul-pukul jari he..he.. Perbaikan artikel memang harus dilakukan, tapi harus bertahap pula ya Kang

    ReplyDelete