Entah
berlebihan atau tidak judul di atas, yang jelas saya kebingungan menentukan
judul tulisan ini. Ada beberapa kejadian yang sebenarnya saya ingin
menuangkannya dalam bentuk tulisan, namun kesulitan menemukan kata-kata yang
tepat. Rasanya terlalu besar peristiwa tersebut? Agak takut menuliskannya, tapi
tidak baik juga kalau terus disembunyikan dari blog ini. :)
Hari Guru
Pada
peringatan Hari Guru Nasional, ingin sekali seperti blogger lain mengucapkan
hari guru dan menuliskan kesan-kesan dalam sebuah tulisan. Akan tetapi, tanpa
mengurangi rasa hormat dan terima kasih kepada para guru yang telah berkorban
mendidik saya, rasanya pada hari tersebut hati dan otak saya cenderung
diselimuti wajah negatif terpampang di sekolah dan universitas tanah air ini.
Saya
memutuskan untuk tidak mengeluarkan kritikan atau pujian tepat pada hari besar
tersebut karena khawatir kata-kata saya terlalu negatif karena saya termasuk
salah satu yang gagal menempuh pendidikan formal, meskipun sebagian orang
memandang bahwa saya termasuk beruntung dibandingkan manusia lain yang
sekolahnya tidak pernah lulus sarjana.
Melalui
tulisan ini saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada guru-guruku
yang telah bersabar mendidik saya. Semoga Bapak dan Ibu semua mendapatkan
kemuliaan di sisi-Nya!
Hari Anti
Korupsi
Pada hari
ini juga saya tidak mampu mengukir kata-kata dalam blog jelek ini. Terlalu
negatif isi kepala ini untuk membahas korupsi di bumi pertiwi ini. Hampir tidak
tahu siapa sih yang bukan koruptor?
Apalagi
ketika melihat para pemimpin yang sudah mendapatkan penghargaan jempol dua
ketika menjalankan suatu jabatan, sekarang tampaknya merasa semua layak dan
ingin jadi presiden. Kepala saya bertanya: Apakah mereka ingin berjuang atau
rakus kekuasaan?
Namun
keinginan masih besar untuk mengucapkan: “Selamat hari anti korupsi, semoga
negeri ini segera terbebas dari para koruptor yang biadab terhadap rakyatnya!”
Wafatnya
Nelson Mandela
Berkali-kali
saya membaca artikel online singkat tentang Nelson Mandela. Beliau benar-benar
dikagumi dunia, bukan hanya oleh partner-nya, tapi para pemimpin dunia yang
pernah dikritiknya pun tetap menyatakan kekaguman, seperti Bush, Putin, dan
lain-lain.
Dari banyak
hal besar yang saya kagumi, ada satu hal sepele yang menarik hati, yaitu beliau
berani mengenakan batik ketika bertemu dengan tamu kenegaraan.
Dulu, ketika
saya masih rajin memikirkan negara, sangat merindukan: “Seandainya presiden
Indonesia berani tidak menggunakan jas dan dasi, bahkan mau mengenakan kaos
yang sopan di istana negara, baru saya percaya bahwa presiden tersebut mau
memikirkan rakyatnya. Bahkan saya merindukan istana negara dan gedung DPR/MPR
berdiri dalam kesederhanaan seperti kursi bambu dan kayu yang menghiasi ruangannya.”
Tapi
sudahlah lamunan di atas sudah saya lupakan. Saya terlalu kecil berpikir hal
tersebut. Nyatanya sampai sekarang saya belum tahu: “Apakah pemilihan
legislatif dan presiden itu sungguh-sungguh untuk rakyat atau hanya basa-basi
panggung politik?”
Pendek kata,
buat Bapak Nelson Mandela, saya mengucapkan: “Selamat jalan! Langkahmu
menginspirasiku dan manusia yang benar-benar manusia di alam marca pada ini.
Thank you very much Mr. Nelson Mandela!”
Itulah tiga
momen yang terasa sangat sayang sekali saya tidak menuliskan pada hari ‘H’-nya,
melainkan baru hari ini. Semoga saja tidak mengurangi rasa hormat saya terhadap
momen tersebut!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment