[Rangkuman dan sebuah pemahaman sederhana dari penulis]
Pertumbuhan
dan Perkembangan Remaja
Seringkali mahasiswa dibuat pusing ketika harus membedakan
antara arti pertumbuhan dan perkembangan. Ada yang sama sekali tidak tahu, ada
juga yang tertukar pengertiannya.
Pada tulisan ini disajikan pengertian pertumbuhan dan
perkembangan menurut buku karya Sunarto.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Contohnya, perubahan postur tubuh, suara, tumbuhnya kumis pada laki-laki, dan
lain-lain.
Perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada
suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Hukum-hukum
perkembangan meliputi: Hukum Cephalocoudal, Hukum proximodistal. Dalam hal ini, kita mengenal istilah dewasa dalam pikiran,
mudah bergaul, dan lain-lain.
Perkembangan
Intelek, Sosial, dan Bahasa
Perkembangkan intelek adalah perubahan pola pikir menuju
tingkatan lebih tinggi (pola pikir dewasa). Hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan intelek antara lain: Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam
otak) seseorang, Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah, Adanya
kebebasan berpikir.
Untuk membuat kita mau menyimpan informasi ke dalam otak
atau melakukan sesuatu yang akan berbuah pengalaman dibutuhkan respon positif
dari berbagai pihak, tidak hanya pelakunya sendiri.
Kalau kita mengingat informasi tentang beberapa sekolah di
negeri ini, tampaknya masih banyak sekolah yang kurang memperhatikan hal di
atas. Para guru hanya berpikir bagaimana menyampaikan pelajaran, dan siswa
harus memahaminya tanpa upaya maksimal yang dilakukan guru.
Guru suka memberikan latihan-latihan kepada siswa, namun ia
tidak suka memantau hasil latihan siswanya, apakah sudah ada perkembangan
positif atau belum? Kalaupun seorang guru mengetahui bahwa siswanya tidak bisa
mengerjakan latihan yang diberikannya, ia tidak mau mengubah metode atau gaya
mengajarnya. Yang terjadi, guru ingin ‘memaksa’ siswa untuk paham, sementara
siswa tetap tidak paham. Ini masalah serius!
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling
membutuhkan. Maka perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat
hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.
Saat ini terjadi degradasi moral, bahkan sopan santun dan
etika. Rasa hormat orang yang lebih muda kepada yang lebih tua diduga semakin
menurun. Begitu juga rasa menghargai, menyayangi, dan perhatian dari orang yang
lebih tua – baik dari segi umur ataupun jabatan – semakin tampak berkurang
karena mengarah ke kehidupan individualistis.
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan
alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat.
Saya mengambil contoh berdasarkan makna bahasa secara
sempit, yaitu bahasa daerah, Indonesia, dan bahasa Inggris. Tuntutan muncul
berbeda-beda dari berbagai pihak. Para pecinta bahasa daerah terus mendorong
generasi muda untuk melestarikan bahasa daerahnya dengan dalih jangan sampai
kehilangan kearifan lokal.
Para pecinta bahasa Indonesia terus mendorong bangsa
Indonesia untuk melek bahasa persatuannya agar komunikasi daerah dan pusat
tidak tersendat, sehingga usaha pengentasan ‘rendah baca’ bisa segera berhasil.
Para pencari kerja dan bisnis terus mendorong bangsa
Indonesia untuk melek bahasa Inggris, minimal. Hal ini ditujukan agar mencari
kerja atau membangun bisnis lebih mudah.
Sebagian kalangan yang akan melakukannya bingung, manakah
bahasa yang harus dipelajari? Akhirnya, banyak kalangan yang memutuskan untuk
memprioritaskan bahasa Inggris.
Dampak negatif dari pendapat bahwa bahasa Inggris itu lebih
penting dari bahasa daerah dan Indonesia antara lain terjadi campur aduk ketiga
bahasa tersebut dalam penggunaannya. Hal ini tidak hanya terjadi dalam lisan,
melainkan dalam tulisan juga.
Saya pernah membaca sebuah buku komputer yang menggunakan
bahasa campur aduk tersebut, antara lain: men-generate, men-delete, di-cancel,
dan lain-lain. Apakah penggunaan istilah ini dibenarkan? Setahu saya, tidak
benar.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,
antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan
intelektual yang terpadu secara terintegrasi dengan faktor lingkungan
kehidupan. Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang
dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar
sekolah. Kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang di dalam dunia kerja.
Sementara kehidupan berkeluarga merupakan kehidupan dalam keadaan sudah
melangsungkan pernikahan.
Sampai saat ini, saya memandang sekolah masih berorientasi
pada intelektual. Bahkan sebagian sekolah masih jauh dari upaya optimal,
walaupun sekedar penajaman intelektual juga. Satu lagi yang menarik dari
paragraf di atas adalah bahwa belajar itu tidak hanya di sekolah. Yang lebih
miris, di luar sekolah tidak banyak belajar, di sekolah pun malas juga.
Silahkan perhatikan kondisi anak-anak di lingkungan sekitar kita! Bahkan ada
informasi, dalam sebuah forum belajar bersama, beberapa anak seusia SMP dan
SMA, mereka tidak ada kemauan untuk menghapal satu paragraf teks ceramah
sekalipun. Lalu apa saja pekerjaan mereka? Apakah otak mereka terlalu penuh
dengan pelajaran sekolah? Saya menduga, tidak. Justru, diduga bahwa mereka
jarang sekali menggunakan otaknya.
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai
keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.
Penyesuaian diri remaja khusus di sekolah didukung oleh beberapa upaya,
diantaranya sebagai berikut: Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan
rasa “betah”, Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak,
dan Usaha memahami anak didik secara menyeluruh.
Apakah kita “betah” (nyaman) di sekolah? Apakah kita nyaman
dengan tugas-tugas sekolah? Apakah stresnya menghadapi pelajaran sekolah selalu
dianggap hal biasa yang sangat mungkin terjadi di sekolah dengan dalih
pendewasaan diri?
Saya pikir tidak demikian seharusnya. Masih ada celah untuk
menjadikan sekolah itu nyaman seperti halnya di rumah sendiri. Di rumah yang
nyaman itu bukan berarti tidak ada masalah, melainkan masing-masing anggota
keluarga merasa saling memiliki, ayah tidak mau kehilangan anaknya, anak tidak
mau kehilangan ibunya, dan seterusnya.
Apakah pola hubungan ibu, ayah, dan anak tidak dapat
diterapkan di sekolah? Bisa, kalau kita mau. Apakah tugas sekolah bisa disenangi
peserta didik? Bisa, kalau kita berusaha. Akan tetapi, senang bukan berarti
dimanja, melainkan ada komunikasi baik antara peserta didik dan lingkungan
sekolahnya, seperti dengan guru.
Referensi:
Sunarto.
2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
mantap artikelnya :D, tugas sekaligus tantangan Kang. anak2 di sekolah itu pada jenuh, bosen, gitu-gitu aja belajarnya, ga bikin semangat, akhirnya malah pergi ke warung, merokok. kemarin saya punya ide untuk menyadarkan anak2 sekolah. ide ini sebenarnya udah lama mucul di benak saya, cuma baru 10 watt saja. nah sekarng kayaknya udah 100watt. saya aja yang nulis ide ini jadi mikir cukup dalam, tapi jujur saja, ide ini benar-benar memotivasi saya untuk berpikir dan bertindak lebih terarah. nantilah saya tulis idenya di blogspot saya secara panjang lebar. pendekatan yang dipake sama saya ya psikologi aja biar kena di hati :D . selamat berjuang >
ReplyDeleteNah keluar kan psikologinya. Ditunggu, Kang! Update di Kitaabah juga boleh kayanya :)
DeleteSelamat berjuang juga. Terimakasih