Siapa yang
memperhatikan judul di atas? Yang benar itu mana: Salah Ungkapan Cinta atau
Ungkapan Cinta Salah, atau enggak ada jawaban yang benar? He..he.. Sudahlah
jawabannya tidak perlu dipikirkan! Saat ini saya mau belajar menulis cerita
fiksi super singkat.
Malam yang
ditunggu-tunggu sudah datang. Malam minggu yang indah dihiasi bintang gemintang
berkedip-kedip di atas sana. Langit tersenyum, tiada awanpun yang
menghalanginya. Rembulan pun bersiap menyambut malam untuk menebarkan terangnya
di tengah malam nanti.
Neng Mimin
yang sudah lama ingin didatangi pacarnya Jang Momon di rumahnya telah merasakan
kebahagiaan yang tiada terlukiskan dengan kata-kata. Neng Mimin sudah lama
ingin duduk berdua di kursi depan rumahnya malam-malam bersama Jang Momon untuk
sekedar ngobrol-ngobrol obrolan ringan sambil makan goreng singkong, tapi Jang
Momon selalu menolaknya karena alasan takut tergoda setan.
Malam itu
kerinduan sudah tiada. Yang ada tinggal obrolan hangat mereka berdua. Tiba-tiba
Jang Momon dengan sangat serius bertanya: “Neng Mimin, apakah kamu benar-benar
mencintai aku atau tidak?”
Neng Mimin
dengan cepat menjawab: “Tidaaaaak”.
Jang Momon:
“Benarkah? Kenapa?
Neng Mimin:
“Karena kamu tidak jantan.”
Jang Momon:
“Tidak jantan apanya, kan saya laki-laki tulen?”
Neng Mimin:
“Itu tuh, itu…. Ucapanmu yang enggak jantan.”
Jang Momon:
“Harusnya?”
Neng Mimin:
“Hiiih dasar laki-laki enggak gaul. Bisanya baca buku melulu!”
Dengan nada
menggurui dan kesal, Neng Mimin berkata lagi: “Harusnya begini: Neng Mimin, Aku
cinta kamu.” Itu ungkapan cinta minimal yang benar, kata Neng Mimin.
Jang Momon:
“Lha apa bedanya dengan ucapan saya tadi?”
Neng Mimin
kembali dibuat kesal, dan kemudian menjelaskan:
Kalau
ungkapan “Apakah kamu benar-benar mencintai aku atau tidak?” itu tidak ada
nilai perjuangannya, Mon! Kalau Mimin bilang “Tidak”, maka Momon tidak akan
berjuang ngejar lagi cinta Mimin.
Tapi kalau
ungakapan “Aku cinta kamu” itu sedikitnya ada semangat perjuangan. Jika Mimin
jawab “Maaf, saya tidak bisa menerima cintamu, Mon!” maka Momon akan terus
mengejar cinta Mimin karena Momon tidak memberikan pilihan “Tidak”. Iya toh?!?
Jang Momon
geleng-geleng kepala karena di benaknya hanya ada sambal terasi, nasi bungkus,
buku-buku ilmiah, dan kitab-kitab kuning Arab Gundul yang suka dipelajarinya di
pesantren.
***Tamat***
(Jangan protes kalau di awal tulisan
ini “tulisan fiksi super singkat”, tapi sekarang jadi panjang. Bukan saya yang
mau kok, tapi hati saya yang ingin terus mengejar cintamu he…he…)
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via WA, DM IG, Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
walah eung, iraha atuh Jang Momon bade nikah ka Neng Mimin. diantos undanganna :D he he
ReplyDeleteKe urang taros heula ka incu :)
Delete