Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, December 7, 2013

Salah Ungkapan Cinta

Siapa yang memperhatikan judul di atas? Yang benar itu mana: Salah Ungkapan Cinta atau Ungkapan Cinta Salah, atau enggak ada jawaban yang benar? He..he.. Sudahlah jawabannya tidak perlu dipikirkan! Saat ini saya mau belajar menulis cerita fiksi super singkat.


Malam yang ditunggu-tunggu sudah datang. Malam minggu yang indah dihiasi bintang gemintang berkedip-kedip di atas sana. Langit tersenyum, tiada awanpun yang menghalanginya. Rembulan pun bersiap menyambut malam untuk menebarkan terangnya di tengah malam nanti.

Neng Mimin yang sudah lama ingin didatangi pacarnya Jang Momon di rumahnya telah merasakan kebahagiaan yang tiada terlukiskan dengan kata-kata. Neng Mimin sudah lama ingin duduk berdua di kursi depan rumahnya malam-malam bersama Jang Momon untuk sekedar ngobrol-ngobrol obrolan ringan sambil makan goreng singkong, tapi Jang Momon selalu menolaknya karena alasan takut tergoda setan.

Malam itu kerinduan sudah tiada. Yang ada tinggal obrolan hangat mereka berdua. Tiba-tiba Jang Momon dengan sangat serius bertanya: “Neng Mimin, apakah kamu benar-benar mencintai aku atau tidak?”

Neng Mimin dengan cepat menjawab: “Tidaaaaak”.
Jang Momon: “Benarkah? Kenapa?
Neng Mimin: “Karena kamu tidak jantan.”
Jang Momon: “Tidak jantan apanya, kan saya laki-laki tulen?”
Neng Mimin: “Itu tuh, itu…. Ucapanmu yang enggak jantan.”
Jang Momon: “Harusnya?”
Neng Mimin: “Hiiih dasar laki-laki enggak gaul. Bisanya baca buku melulu!”
Dengan nada menggurui dan kesal, Neng Mimin berkata lagi: “Harusnya begini: Neng Mimin, Aku cinta kamu.” Itu ungkapan cinta minimal yang benar, kata Neng Mimin.
Jang Momon: “Lha apa bedanya dengan ucapan saya tadi?”

Neng Mimin kembali dibuat kesal, dan kemudian menjelaskan:
Kalau ungkapan “Apakah kamu benar-benar mencintai aku atau tidak?” itu tidak ada nilai perjuangannya, Mon! Kalau Mimin bilang “Tidak”, maka Momon tidak akan berjuang ngejar lagi cinta Mimin.

Tapi kalau ungakapan “Aku cinta kamu” itu sedikitnya ada semangat perjuangan. Jika Mimin jawab “Maaf, saya tidak bisa menerima cintamu, Mon!” maka Momon akan terus mengejar cinta Mimin karena Momon tidak memberikan pilihan “Tidak”. Iya toh?!?

Jang Momon geleng-geleng kepala karena di benaknya hanya ada sambal terasi, nasi bungkus, buku-buku ilmiah, dan kitab-kitab kuning Arab Gundul yang suka dipelajarinya di pesantren.

***Tamat***

(Jangan protes kalau di awal tulisan ini “tulisan fiksi super singkat”, tapi sekarang jadi panjang. Bukan saya yang mau kok, tapi hati saya yang ingin terus mengejar cintamu he…he…)
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via WA, DM IG, Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

2 comments:

  1. walah eung, iraha atuh Jang Momon bade nikah ka Neng Mimin. diantos undanganna :D he he

    ReplyDelete