Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Tuesday, December 24, 2013

Say No to Artikel Rewrite

Memang enak kalau melakukan rewrite artikel milik orang lain. Kita tidak perlu berpikir lelah, hanya dengan mengganti beberapa kata, sementara isinya tetap sama. Ini menari-nari di atas penderitaan orang lain. J


Tidak hanya itu, artikel rewrite itu membuat kita jadi munafik. Pura-pura kita sebagai penulis, padahal pengkopi artikel milik orang lain. Ini sangat berbahaya!

Bagaimana kalau rewrite dari artikel sendiri?
Untuk artikel sendiri mungkin tidak masalah selama ada perbedaan isinya. Tapi kalau rewrite semua isi artikel – meskipun milik sendiri – untuk apa? Untuk nambah honor? Atau untuk ngejar sertifikasi? Ini tidak dibenarkan karena kalau suatu saat ada orang yang mengetahuinya, reputasi penulis rewrite akan merosot, bahkan bisa saja tenggelam (blacklisted).

Apalagi artikel untuk Kitaabah?
Kitaabah itu masih baru. Jangankan Kitaabah, sebuah website toko online besar di Indonesia saja mengaku belum balik modal selama ia online 6 bulan. Apalagi Kitaabah?

Jadi, kalau ada sebagian penulis yang berniat untuk berbuat nakal dalam membuat artikel – seperti rewrite, copy-paste, Google Translate, dll. - untuk Kitaabah dengan harapan akan untung besar, saya yakin mereka akan gagal.

Seleksi artikel Kitaabah itu dilakukan menggunakan Tool dan juga manual. Semakin ramai Kitaabah, maka keterlibatan manusia untuk menilai artikelpun akan semakin dahsyat. Jadi, komplain terhadap artikel buah dari “nakal”, akan segera berdatangan.

Seleksi artikel di Kitaabah tidak terjadi sekali, tapi berkali-kali. Mulai dari admin, pembaca, sesama penulis, belum lagi ke depan akan ada editor yang khusus “mencari-cari kesalahan” (baca: deteksi plagiatisme dan kualitas) artikel yang ada di Kitaabah. He…he..

So, mari kita membuat artikel dengan jujur saja. Bagaimana kalau ke depan kita ingin jadi penulis buku? Bagaimana kalau kita ke depan jadi pemimpin? Bagaimana ke depan anak dan cucu kita sendiri menemukan pendeteksi artikel plagiat yang super hebat? Kasihan diri kita dibuat malu di hadapan mereka, bukan? Bahkan mereka ikut menanggung malu karena perbuatan curang ayah/ibunya.


Jadi penulis jujur itu lebih mahal nilainya dibandingkan ngejar bayaran yang tidak seberapa besarnya. Yuk jujuuuuuur! J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

1 comment: