Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Thursday, January 2, 2014

Cintaku di Balik Deburan Ombak

Walau dikenal orang ada istilah Sabtu kelabu, namun Sabtu ini hari yang penuh keceriaan. Kami, mahasiswa sejurusan akan jalan-jalan ke pantai yang dikenal berombak besar dan pemandangan yang membuat pengunjungnya tidak mau pulang setelah menikmatinya.


Kami pun sampai di pantai tujuan. Semua mahasiswa membuat kreasi masing-masing, sepak bola, jalan-jalan, bermain ombak, dan lain-lain. Aku hanya memperhatikan mereka, sekaligus mengawasi agar mereka terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti gertakan deburan ombak yang kadang-kadang merenggut teman mainnya.

Ku perhatikan dari pinggir pantai. Mereka asik bermain bersama-sama. Aku juga tak ingin kalah, meskipun tak biasa main seperti ini, sesekali ku tendang bola yang menghampiriku, yang mungkin sengaja ditendang teman-teman ke arahku untuk menggodaku yang masih kebingungan dengan suasana pantai.

Teman-teman di kelas memanggilku kutu buku, tapi mereka tetap baik. Mereka malah menyayangiku, mungkin karena aku sering minta maaf atas sikapku yang kurang gaul. Sebagai permintaan maaf, seringkali aku berbagi belajar bahasa Inggris dengan mereka yang sangat kesulitan. Hasilnya, mereka bisa memaklumiku, dengan kadang-kadang menggodaku untuk sedikit menyukai jalan-jalan.

Ku tendang bola ke arah teman-teman. “Mas, di sana duduknya biar ada teman!” kata mereka. Ku lihat arah telunjuk mereka, ternyata ada seorang mahasiswi yang sedang duduk-duduk sambil sekali-kali dihampiri mahasiswi lain yang menggodanya untuk ikut bermain.

Tempatku berdiri semakin panas, tak ada teman lagi, karena teman-temanku semakin asik bermain bola. Akupun menghampiri mahasiswi itu. Namanya Reni, mahasiswi Semester 1, sementara aku Semester 3.

Sebenarnya aku sudah agak banyak tahu tentang dia, seorang mahasiswa yang sangat cerdas, baik, dan sangat ramah. Aku mengenalnya ketika mengadakan diskusi organisasi kampus, ia termasuk peserta yang sangat aktif. Bahkan sekali-kali akupun kewalahan menjawab pertanyaannya. Hmmm memang jenius…!

“Enggak ikut main, de?” Aku memberanikan diri bertanya. “Enggak, kak. Sedang menikmati angin pantai dulu mungpung belum terlalu panas.”

Tiba-tiba teman mahasiswi lainnya bilang: “Nitip ya Kak! Kami main dulu.” Mereka agak menjauh dari Reni dan semakin asik dengan permainannya. Ku lihat Reni sedang asik memandangi pantai sambil sesekali menggambar dengan goresan-goresan di atas butiran pasir pantai putih.

Aku: “Boleh aku duduk di sini?”
Reni: “Silahkan, Kak!” Dia menatapku sejenak sambil tersenyum.
Aku: “Suka menggambar juga nih?”
Reni: “Ah enggak, ini hanya coretan-coretan jelek saja. Aku lebih suka menulis. Kadang-kadang membaca tulisan Kakak juga.”
Aku: “Tulisan aku?” Aku masih bingung karena belum pernah memberikan tulisanku ke dia, mengirim buku ke penerbit pun belum pernah.

Reni: “Iya, itu tulisan Kakak yang ada di blog. Aku suka banget, Kak!” Dia berkata tampak sangat tulus dengan senyumannya yang sangat khas menghiasi kerudung putihnya yang melambai-lambai tertiup angin pantai yang semakin kencang.

Aku pun baru sadar kalau tulisanku banyak tersebar di blog. Kami pun ngobrol ditemani deburan ombak yang semakin besar. Gulungan ombak yang memancarkan kegaduhan, membuat kami lupa waktu karena ngobrol berbagai topik, dari serius sampai biasa, dari guyonan sampai merembet ke masalah asmara.

Walau dia tampak malu-malu ketika bicara cinta, tapi tampaknya ia sedang curhat kepadaku, sambil sekali-kali ditimpali guyonan khas mahasiswi cerdas. Aku pun menyambutnya, karena sebenarnya sejak pandangan pertama, hatiku sudah tunduk di mata hatinya.

Tiba-tiba dia memandangku sekilas meskipun masih dengan wajah malu-malu. “Maaf ya Kak! Aku malah curhat.” Wajahnya memerah, yang membuat wajah putihnya tampak semakin cantik.

Aku: “Enggak perlu minta maaf, de. Aku malah senang bisa mendengarkan hatimu. Rasanya ada yang mengisi kekosongan hatiku.” Aku mulai menggombal sambil tertawa. Dia pun tertawa kecil.

Reni: “Terimakasih ya Kak. Terimakasih bangeeet…!”
Aku: “Terimakasih untuk apanya De? Biasa-biasa saja kali. Aku pun butuh teman seperti Ade. Asik dan menyenangkan deh.”
Reni hanya membalas dengan senyuman sambil merapikan kerudung putihnya. Sementara aku merasa nyaman di sampingnya.

“Sudah doooong dua-duaannya…!!!” Tiba-tiba teman-teman mengejutkan kami berdua, yang dari tadi asik bermain di depan kami. Kami pun sedikit terperanjat sambil senyum-senyum malu.
Aku bilang: “De, terimakasih ya. Aku titip hatiku di hatimu aja  ya, hingga janur kuning melambai-lambai..!” Aku agak ketawa-ketawa kecil takut Reni marah.
Reni: “Gombal…!” Sambil mengangguk dan melempar senyum kecil memberikan sinyal cinta dari seorang gadis agamis.


Duuuuh, Reni, Reni…. Senyumanmu kan ku ukir selalu dalam ikatan yang Tuhan perintahkan. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

1 comment: