Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Komputer dan Pendidikan
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Monday, January 27, 2014

Eksplorasi Model-Model Pendidikan: Multikulturisme Kritis


Diterjemahkan dari:
Steve. 2012. Exploring models of Education: Critical Multiculturalism. permanentculturenow.com/exploring-models-of-education-critical-multiculturalism.

Latar Belakang Pemikiran
Multikulturisme kritis terlahir dari perkembangan ide-ide sekolah penelitian sosial Frankfurt tahun 1930. Multikulturisme kritis mula-mula muncul sebagai cara untuk menunjukkan banyaknya ketidaksamaan struktural dan institusional yang terjadi pada pembentukan pendidikan modern dalam lingkungan multikultural. Multikulturisme kritis dan perkembangannya terus berlanjut melebihi tahun 1930 dan masuk ke dalam dunia modern bersama para pemikir dan aktivis seperti pemikir revolusioner  Brazil Paulo Freire, Henry Giroux, dan Prof Peter McLaren of UCLA, misalnya.


Menuju Definisi dan Pemahaman Pemikirannya
Dalam beberapa hal multikulturisme kritis bersandar terhadap ide-ide asli pendidikan populeris sebagai tool emansipasi yang tertekan secara ekonomis, tapi berkembang lebih jauh, dalam skup lebih luas dan berakar pada teori kritis. Multikulturisme kritis merupakan bentuk pendidikan yang memungkinkan ditanamkan pada para siswanya yang mampu membawakan perubahan sosial, ia telah dijelaskan oleh para pemikir neoliberal sebagai ‘pendidikan politis’ karena ia membuka isu-isu yang berhubungan dengan mengapa siswa berada dalam keadaan ekonominya, mengapa pemikiran itu ada, ia mengekspos mekanisme-mekanisme ketidaksamaan yang menimpa korban-korban ketidaksamaan.

Secara politis multikulturisme kritis berpika dari pemikiran anarkisme, marxis dan feminis. Ia mampu mengekspos sistem yang memperbudak mereka melalui  teori kritis. Teori kritis merupakan tinjauan masyarakat dan kultur kita yang berasal darinya, tinjauan ini berasal dari spektrum ide-ide luas dan variatif yang berasal dari ilmu sosial dan humanitis. Dengan memanfaatkan teori kritis para siswa belajar bagaimana berpikir kritis dan analitis, tool-tool ini memungkinkan otonomi siswa utuk berkembang dengan sukses.

Gaya Pengajaran
Terdapat gaya dan strategi pengajaran dan penyajian pelajaran yang berbeda kepada siswa, dan juga cara belajar yang berbeda untuk menjadi seorang guru, ini disebut pedagogi (ilmu mendidik). Di dalam multikulturime kritis, adopsi pedagogi kritis dapat membantu para siswa mengembangkan kesadaran atas kebebasan, mengenal tendensi-tendensi otoriter, dan menghubungkan pengetahuan pada kekuatan dan kemampuan untuk mengambil tindakan konstruktif berdasarkan pengetahuan ini. Seperti teori kritis, pedagogi kritis berasal dari ilmu sosial dan humanitis, tapi yang lebih penting ia juga berasal dari ide-ide feminisme, anarkisme, dan di dalam konteks kontemporer, ekologi.

Mekanika Filosofis Multikulturime Kritis
Permaculturalist David Holmgren mengusulkan bahwa perkembangbiakan dualisme Philosopher Rene Descartes Cartesian telah menimbulkan pemisahan manusia dan habitat alam, dengan cara yang sama multikulturisme kritis juga berargumen bahwa pemikiran Cartesian telah memunculkan pembagian dalam bagaimana pendidikan diselenggarakan, contohnya bagaimana pembelajaran diajarkan secara abstrak yang mana bertentangan dengan pembelajaran holistik tentang sistem dan model. Penyandaran holistik Holmgren dan pendukung multikulturisme ini benar-benar menentang reductionism yang mempengaruhi pendidikan terkait ide-ide awal positivisme yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan melahirkan pendidikan populeris, penentangan terhadap positivisme yang mereduksi semua proses manusia ke dalam peristiwa-peristiwa kimiawi, fisika atau psikologis, yang menyatakan bahwa positivisme mencoba untuk menyediakan teori ilmiah untuk fenomena sosial, dan ini diwujudkan pada tingkat yang sangat dasar dalam konteks pendidikan manusia dipandang tidak lebih dari mesin responsif. Multikulturisme kritis juga menekankan bahwa pendidikan untuk komunitas harus diselenggarakan dalam komunitas; dalam konteks ini benar-benar dilakukan lokalisme.

Multikulturisme Kritis dalam Tindakan
Sekolah-sekolah memanfaatkan ide-ide multikulturisme kritis yang ada di AS dan New Zealand, dalam kasus adanya ketidaksamaan ekstrim, isu-isu rasisme dan kegagalan siswa terkait sistem yang gagal. Di sekolah-sekolah AS para siswa sebagian besar berasal dari campuran Amerika Afrika, latar belakang kulit hitam dan putih, demikian juga di New Zealand, sekolah-sekolah campuran etnis terjadi pada masyarakat pribumi Maori dan turunan kulit putih atau asli Eropa. Sekolah-sekolah berjuang untuk memperhatikan isu-isu kemiskinan, larangan sosial dan ras, sekolah-sekolah berlokasi di bagian kota kecil yang sangat miskin, dan sekolah-sekolah telah berhasil menjadikan semangat kebersamaan antar komunitas dan menciptakan para siswa  lebih percaya diri serta memberitahukan para siswa yang telah mampu memahami tentang kehidupan yang telah memperbudak orangtua mereka.

Multikulturisme Kritis dan Kultur Permanen
Dalam konteks perkembangan kultur permanen ditinjau dari sudut pandang pendidikan, multikulturisme kritis merupakan kumpulan ide dan praktek menarik yang akan membantu transisi dari pemikiran neoliberal dan cara-cara melakukan sesuatu, menuju sesuatu yang berbasis usaha kolektif dan saling bekerja sama. Multikulturisme kritis memiliki tool-tool untuk meminimalisir ide-ide yang menyebabkan kultur temporer rapuh sebagai pemikiran kapitalis yang diberikan kepada kita; ia telah menceraiberaikan persatuan. Sebagai seorang yang telah mengajar para siswa dari latar belakang ekonomi lemah dan praktek serta menghidupkan cara permaculture saya ingin mengatakan bahwa multikulturisme kritis itu harus diperhatikan, atau memasukkan etika dan metode permaculture ke dalam pemikiran masa depan melalui pengalaman pendidikan.

***


[Arsip 2012]
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment