Masih konfirmasi mengenai nama blog
Kitaabah sebagai media berkumpulnya para penulis part time (freelance). Ketika
masuk ke salah satu account Twitter ada yang bertanya:
Saya sendiri baru menyadari adanya
arti ambigu di nama “Kitaabah”. Arti awal untuk “Kitaabah” itu adalah
“tulisan”. Nama ini berasal dari bahasa Arab karena pada saat pembuatan nama
domain, saya ada harapan agar blog bisa memotivasi saya untuk belajar bahasa
Arab.
Namun beberapa bulan setelah
“Kitaabah” dijadikan blog jurnalisme warga, saya jadi menduga ada dua makna,
yang satunya “Kitaabah” sebagai kosa kata bahasa Arab, dan yang satunya lagi
“Kitaabah” sebagai kosa kata bahasa Indonesia dan Sunda.
Kalau “Kitaabah” dianggap berasal dari
bahasa Indonesia dan Sunda berarti:
Kita (bahasa Indonesia): kita semua
(bahasa Inggris: We)
Abah (bahasa Sunda dan Indonesia):
kakek/ayah/bapak
Jadi, “Kita-Abah” artinya “Kita
Kakek”. Uniknya lagi dugaan keliru ini memiliki makna yang hebat juga. Kalau
kita memaknai Kitaabah sebagai “Kita Kakek”, berarti “kita harus menulis
artikel sebagai calon kakek/nenek untuk cucu-cicitnya di masa yang akan datang”.
Keren bukan?
Akhirnya, saya mempersilahkan
masing-masing pembaca mengartikan sesuai minat, bakat dan bahasa masing-masing.
J Agar mantap, mari pahami Kitaabah
itu sebagai makna positif. Karena dulu ada seseorang yang secara tidak langsung
menyoroti nama Kitaabah dari segi istilah Fiqih (hukum Islam), tapi saya ajak
beliau untuk memandangnya dari segi kebahasaan. Sayang, tidak ada respon lagi. J
Kalau bertanya pada saya, apa
artinya Kitaabah? Maka saya jawab: “Tulisan”.
Kenapa double huru ‘a’? Karena itu
menunjukkan ‘mad’ (tanda panjang dalam ilmu Tajwid)
Lebih jelasnya, Kitaabah ditulis
dalam bahasa Arab seperti ini:
كتابة
Itulah sekilas makna Kitaabah.
Semoga tidak menambah bingung J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
kitaabah menurutku mas, itu bersaing keras berarti ya ama kompasiana karena konsepnya hampir sama
ReplyDeletedengar-dengar katanya kompasiana itu dibuat oleh banyak sekali karyawan terlatih mas, kayaknya kitaabah juga mesti gitu mesti punya banyak karyawan juga mas
He..he.. lebih nyamannya bukan bersaing keras, tapi Kitaabah mau berguru keras kepada Kompasiana dengan beberapa inovasi, Mas.
ReplyDeleteUntuk karyawan tetap saya harus kumpul-kumpul dulu modalnya. Kitaabah itu karyawan belum punya, tapi dermawan sudah semakin bertambah. Alhamdulillah para penulisnya semakin ramai mas, meskipun dengan perlahan-lahan. :)