Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, January 22, 2014

Mata Uang Bitcoin Bisa Jadi Inspirasi Soliditas Para Penulis Lepas


Setelah membaca beberapa artikel di blog Mas Afrid, saya mendapatkan gambaran tentang Bitcoin sebagai ‘calon mata uang dunia’. Apalagi setelah membaca Kompas online, ternyata Bitcoin sudah menjadi topik diskusi hangat di Indonesia.


Intinya, apakah Indonesia akan mengakui Bitcoin sebagai alat pembayaran eletronik yang sah? Hal ini masih dalam tahap diskusi karena UU di Indonesia hanya membolehkan satu mata uang, yaitu Rupiah.

Dari Bitcoin, saya mendapatkan inspirasi tentang pentingnya satu media untuk dunia. Artinya, ada harapan Bitcoin bisa jadi alat pembayaran yang sah di semua negara.

Saya melihat Bitcoin itu seperti peran bahasa Inggris. Betapa hebatnya bahasa ini, sehingga dapat mempersatukan sebagian besar penduduk di dunia, dari berbagai negara yang memiliki bahasa nasional yang berbeda-beda.

Tidak hanya itu, kehadiran Google yang menyajikan search engine raksasa dan adanya fasilitas Blogspot gratis, menunjukkan bahwa kalau bekerja dalam tim besar, maka hasilnya besar pula.

Entah berapa juta jumlah blogger pengguna sub domain blogspot (Mungkin sahabat-sahabat ada yang tahu). Dengan program blogging gratis, ditambah sumber penghasilan dari Google Adsense, menambah Google semakin hari semakin meraksasa saja. Padahal tidak sedikit publisher Adsense yang kecewa karena kehilangan pendapatan Adsense-nya dengan alasan yang belum dipahami mereka. Akan tetapi, Adsense masih menjadi primadona sumber penghasilan blog untuk banyak blogger di dunia.

Jadi, apabila ada sebuah blog yang menampung banyak tulisan dari para penulis lepas dengan pembagian keuntungan yang adil, maka bukan tidak mungkin blog tersebut akan menjadi raksasa juga. Penulis tidak perlu memikirkan iklan dan optimasi blog, melainkan cukup konsentrasi ke pembuatan artikel saja. Terkait hal ini, saya teringat begitu besarnya Wikipedia. Sayang, saya belum mendengar Wikipedia membayar para penulisnya karena berdiri secara non-komersil.

Beberapa blog berbahasa Inggris mencoba tampil menyatukan para penulis lepas di dunia ini. Namun entah kenapa booming-nya belum sehebat Wikipedia. Apakah karena Wikipedia itu multi bahasa?

Akan tetapi, saya menduga blog dengan bahasa Inggris saja juga bisa tampil bak raksasa search engine Google apabila menggunakan manajemen yang tepat. Namun tantangannya adalah manajemen seperti apakah itu?

Untuk sementara, saya menyebutnya harus ada gaya manajemen blog komunitas, bukan gaya perusahaan pada umumnya. Kita tahu, kalau perusahaan itu sudah mampu membayar karyawannya dalam jumlah tertentu, maka sisanya pendapatan akan masuk ke perusahaan. Bahkan lebih besar uang yang masuk ke perusahaan itu akan lebih bagus.

Akan tetapi, kalau menggunakan ‘gaya komunitas’, pemilik blog tidak boleh menampung keuntungan sendiri. Misal, anggaran untuk membayar penulis sudah terpenuhi Rp1juta dan kebutuhan pemilik blog Rp100ribu, sementara uang yang tersisa di kas blog Rp500ribu lagi, maka uang Rp500ribu tidak boleh masuk ke keuntungan perusahaan, tapi harus diberikan kepada para penulis.

Lalu, penulis mana yang diberi bagian dari Rp500ribu tersebut?
Kalau pendapatan penulis yang sudah dibayar dari Rp1juta belum cukup sejahtera, maka jadikan uang tersebut sebagai bonus tambahan. Akan tetapi, kalau penulis yang ada sudah cukup sejahtera, maka uang tersebut dianggarkan untuk membayar para penulis baru.

Konsekuensinya, pemilik blog tidak akan kaya. Akan tetapi, blog akan jadi raksasa. Kalau begitu, blog seperti itu mungkin terwujud enggak ya? J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment