Sudah agak
lama saya berharap tugas-tugas kuliah itu tidak berujung di bara api. Atau bagi
yang menggunakan Teknologi Informasi, tugas-tugas tersebut jangan berujung di
kumpulan file saja yang hanya menjejali hardisk.
Kemarin saya
ngobrol dengan salah seorang mahasiswa S2 jurusan Kurikulum di sebuah
universitas negeri di Bandung. Ternyata salah seorang dosennya ada juga yang
sudah mempraktekkan impian saya di atas.
Sang dosen
memberikan tugas harian. Ketika UTS, tugas tersebut dikoreksi bersama-sama baik
oleh dosen maupun teman sekelas. Ketika UAS, tugas tersebut sudah siap
dikirimkan ke penerbit.
Lalu, kalau
bisa berujung ke penerbit, kenapa kita masih melestarikan kuliah seperti
anak-anak SMA yang hanya mengejar-ngejar silabus yang tidak jelas? Kenapa harus
mengerjakan tugas yang banyak-banyak, yang hanya berujung di nilai A, B sampai
E di tangan dosen saja, padahal dosen sendiri belum tentu mau memeriksa semua
tugas-tugas tersebut?
Lebih
kerennya lagi, Sang Dosen tidak menyeramkan yang hanya bisa menyalahkan dan
meminta tambahan data ke mahasiswa. Beliau tampil dengan gaya yang tidak
membuat mahasiswa ketakutan.
Salam sukses
dosenku, semoga engkau menginspirasi dosen-dosen lain yang masih setia
mewariskan kekakuan dan kebengisan pendahulunya. Meskipun aku tidak menjadi
mahasiswa di kelasmu, tapi aku tetap menaruh hormat sebesar-besarnya kepadamu.
Juga, sangat mengapresiasi inovasimu. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
mantap dosennya
ReplyDelete