Banyak cara
untuk belajar bahasa asing, namun yang saya rasakan banyak berbeda dengan
bahasa Ibu atau bahasa nasional sendiri. Ketika belajar bahasa asing, sangat
terasa perjuangannya. Padahal sama-sama bahasa, kan?
Yang sangat
sering dilakukan sejak keluar SLTA adalah menterjemahkan dari teks bahasa
Inggris ke bahasa Indonesia. Lebih diutamakan memilih topik yang paling banyak
dipahami. Misalnya, kalau kita kuliah jurusan komputer, maka teks yang
diterjemahkan pun tentang komputer; kalau kita sering membaca buku tentang
agama, maka buku tentang agamalah yang diterjemahkan.
Masih
belajar bahasa Inggris dengan terjemahan, saya juga merasakan agak lebih cepat
bertambah vocabulary ketika menterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa
Inggris. Walaupun sampai saat ini, bahasa Inggris saya masih banyak salah, tapi
tampaknya seringkali lebih unggul dibandingkan para mahasiswa yang hanya
mengandalkan belajar bahasa Inggris dari matakuliahnya dan mengandalkan
percakapan dengan temannya.
Baru-baru
ini, saya agak rajin belajar bahasa Inggris dengan cara membuat ringkasan dari
teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, misalnya dari buku, artikel,
atau referensi lain yang berbahasa Inggris.
Hasilnya,
ternyata dengan belajar membuat ringkasan dari sumber bahasa Inggris ini terasa
lebih mudah daripada menterjemahkannya secara utuh. Kalau terjemahan utuh, satu
bab, jangan ada yang terlewatkan satu paragraf pun. Akan tetapi, dengan
ringkasan, justru kita tidak perlu menterjemahkan setiap kalimat.
Satu lagi
keunggulan belajar bahasa Inggris dengan membuat ringkasan dalam bahasa
Indonesia adalah saya tidak perlu bingung ketika menghadapi kalimat yang sangat
sulit dipahami. Di samping itu, dengan bentuk ringkasan, kita menulis berdasarkan
pemahaman kita secara keseluruhan, bukan menterjemahkan per kata.
Bagaimana
pengalaman belajar bahasa Inggris teman-teman?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment