Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, February 1, 2014

Dosen Menilai Kemampuan Menulis Mahasiswa Rendah, Memangnya Mereka Pernah Ngajari?

Salah seorang dosen senior menulis artikel di blognya bahwa “Beliau menilai masih banyak mahasiswa Indonesia yang kemampuan menulisnya rendah, terbukti sukanya hanya menulis komentar-komentar pendek di media sosial.”


Sorang pengunjung berkomentar: “Apalagi dengan adanya batasan jumlah kata Twitter.”

Kira-kira begitulah isi percakapan di blog tersebut. Sepintas saya merasa miris dengan kualitas mahasiswa seperti itu. Ada perasaan ‘sayang sekali ya…!” Saya menganggap bahwa mereka itu seharusnya lebih pandai menulis dibandingkan orang-orang yang tidak pernah kuliah.

Akan tetapi, saya tersentak ketika ingat kata-kata ini: “Saya tidak merasa diajari untuk menulis dengan sungguh-sungguh tuh oleh dosen.” Kata seorang lulusan sebuah perguruan tinggi.

Saya melanjutkan mengingat perkataannya:
Dosen saya hanya memberikan ini terkait penulisan:
1.      Memberikan tugas, ini juga tidak dikasih tahu langkahnya seperti apa? Padahal mahasiswa juga tidak bisa semua langsung dilepas, kadang-kadang ada mahasiswa yang harus dipandu sedikit-sedikit. Tentu, bukan disuapin kaya lagi SD ya…!

2.      Ada matakuliah kepenulisan, seperti Penulisan Karya Ilmiah atau Metodologi Penelitian. Untuk saya sendiri, enggak terlalu beda sih dengan matakuliah lain. Hanya diberi tugas, nanti ada koreksi sedikit-sedikit, itu juga tidak terlalu jelas. Mau nanya, enggak berani karena rasanya dosen belum menunjukkan keterbukaannya.

3.      Menulis skripsi. Weeeeeeeh. Skripsi juga ditulis dengan membaca sendiri buku panduan skripsinya. Belum pernah dosen ngasih tips penyelesaian skripsi yang jelas. Bahkan saya melihat skripsi itu hanya cermin ketidakadilan. Masa iya, ada mahasiswa dengan skripsi buatan orang lain, bisa lulus.

4.      Tidak salah kan, kalau dosen itu ngasih tahu kenapa harus menulis? Apa sih untungnya jadi penulis? Di mana sih mereka suka menulis? Bagaimana sih menumbuhkan motivasi menulis? Bahkan selama saya kuliah, hanya satu orang dosen yang ngasih tahu alamat blognya. Lalu yang lain suka berbagi ilmu enggak ya? Atau jangan-jangan tidak suka nulis juga?

Itulah empat poin yang masih teringat dibenak saya sebagai jawaban salah seorang mahasiswa untuk pernyataan dosen di atas. Saya enggak menyalahkan dosen di atas, tapi para dosen harus segera sadar (yang belum sadar), jangan-jangan kita belum mengajari mahasiswa untuk menulis tuh!


Peace…!!! J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

2 comments:

  1. sejak SMP anak-anak tak diajari menulis secara efektif dan menyenangkan Kang. kebanyakan sih membosankan, jadi minat untuk menulis itu masih lemah. kita perlu cari formula baru agar anak-anak sekolah, mahasiswa itu senang menulis. ya setidaknya menulis pelajaran yang dipelajari dengan bahasa mereka sendiri. jadi tak tergantung teks book gitu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju Mas. Saya dulu diketawakan teman-teman karena catatan saya penuh gambar, nyontek gaya buku Quantum Learning :)

      Delete