Salah seorang dosen senior menulis
artikel di blognya bahwa “Beliau menilai masih banyak mahasiswa Indonesia yang
kemampuan menulisnya rendah, terbukti sukanya hanya menulis komentar-komentar
pendek di media sosial.”
Sorang pengunjung berkomentar: “Apalagi
dengan adanya batasan jumlah kata Twitter.”
Kira-kira begitulah isi percakapan
di blog tersebut. Sepintas saya merasa miris dengan kualitas mahasiswa seperti
itu. Ada perasaan ‘sayang sekali ya…!” Saya menganggap bahwa mereka itu
seharusnya lebih pandai menulis dibandingkan orang-orang yang tidak pernah
kuliah.
Akan tetapi, saya tersentak ketika
ingat kata-kata ini: “Saya tidak merasa diajari untuk menulis dengan
sungguh-sungguh tuh oleh dosen.” Kata seorang lulusan sebuah perguruan tinggi.
Saya melanjutkan mengingat
perkataannya:
Dosen saya hanya memberikan ini
terkait penulisan:
1. Memberikan tugas,
ini juga tidak dikasih tahu langkahnya seperti apa? Padahal mahasiswa juga
tidak bisa semua langsung dilepas, kadang-kadang ada mahasiswa yang harus
dipandu sedikit-sedikit. Tentu, bukan disuapin kaya lagi SD ya…!
2. Ada matakuliah
kepenulisan, seperti Penulisan Karya Ilmiah atau Metodologi Penelitian. Untuk
saya sendiri, enggak terlalu beda sih dengan matakuliah lain. Hanya diberi
tugas, nanti ada koreksi sedikit-sedikit, itu juga tidak terlalu jelas. Mau
nanya, enggak berani karena rasanya dosen belum menunjukkan keterbukaannya.
3. Menulis
skripsi. Weeeeeeeh. Skripsi juga ditulis dengan membaca sendiri buku panduan
skripsinya. Belum pernah dosen ngasih tips penyelesaian skripsi yang jelas.
Bahkan saya melihat skripsi itu hanya cermin ketidakadilan. Masa iya, ada
mahasiswa dengan skripsi buatan orang lain, bisa lulus.
4. Tidak salah
kan, kalau dosen itu ngasih tahu kenapa harus menulis? Apa sih untungnya jadi
penulis? Di mana sih mereka suka menulis? Bagaimana sih menumbuhkan motivasi
menulis? Bahkan selama saya kuliah, hanya satu orang dosen yang ngasih tahu
alamat blognya. Lalu yang lain suka berbagi ilmu enggak ya? Atau jangan-jangan
tidak suka nulis juga?
Itulah empat poin yang masih
teringat dibenak saya sebagai jawaban salah seorang mahasiswa untuk pernyataan
dosen di atas. Saya enggak menyalahkan dosen di atas, tapi para dosen harus segera
sadar (yang belum sadar), jangan-jangan kita belum mengajari mahasiswa untuk
menulis tuh!
Peace…!!! J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
sejak SMP anak-anak tak diajari menulis secara efektif dan menyenangkan Kang. kebanyakan sih membosankan, jadi minat untuk menulis itu masih lemah. kita perlu cari formula baru agar anak-anak sekolah, mahasiswa itu senang menulis. ya setidaknya menulis pelajaran yang dipelajari dengan bahasa mereka sendiri. jadi tak tergantung teks book gitu :D
ReplyDeleteSetuju Mas. Saya dulu diketawakan teman-teman karena catatan saya penuh gambar, nyontek gaya buku Quantum Learning :)
Delete