Manusia
selalu bertanya tentang ‘stuff’ di sekitar kita. Sebagian pertanyaannya
praktis, bertanya apa yang bisa kita gunakan untuk makan atau berpakaian.
Pertanyaan lainnya berkenaan dengan apa yang kita gunakan untuk membangun
tempat bernaung. Uang selalu penting, sehingga emas dan perak kurang diminati.
Pertanyaan
lain, manusia bertanya tentang isu-isu yang lebih mendasar. Dari apa semua
stuff ini berasal? Sekarang kita dapat pergi ke laboratorium dan mengukur apa
materi utamanya. Kemampuan ini tidak tersedia selama beberapa abad yang silam.
Para filusuf
kuno memikirkan banyak isu-isu. ‘Filusuf’ berasal dari dua kata Yunani yang
berarti “cinta kebijaksanaan” (love of wisdom). Para filusuf mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan mencoba menjawabnya.
Para filusuf
memikirkan dan mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan. Mereka tidak pergi ke lab
untuk menemukan jawabannya. Selama berabad-abad tidak ada lab untuk melakukan
riset. Berpikir tentang pertanyaan-pertanyaan adalah pendekatan yang tersedia.
Dalam buku
ini, ada juga ilustrasinya seperti berikut:
Orang
sebelah kiri: “Apa yang sedang anda lakukan?”
Orang
sebelah kanan: “Lab belum ditemukan, sehingga saya melakukan semua eksperimen
di dalam kepala.”
Itu percakapan mereka jaman dulu. Sekarang
sudah banyak lab, lalu apa yang menjadi eksperimen kita?
Sumber:
Introduction
to Philosophy. Hlm. 1-30, file: kog-phil-chem-1a-sample.pdf
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment