Keburukan terkoordinir
akan mengalahkan kebaikan yang tidak terkoordinir, dan sebaliknya. Dasar
pemikiran inilah yang sering membuktikan kesuksesan di dunia ini. Begitu juga
dalam dunia kepenulisan, memang kita bisa menulis di blog masing-masing. Akan
tetapi, ketika tulisan banyak orang dipublikasikan dalam satu blog, maka
kedahsyatannya akan semakin cepat terwujud. Dahsyat jumlahnya, dahsyat
kemudahan aksesnya, dan dahsyat penghasilan penulisnya. J
Sekali lagi,
saya membaca komentar miring tentang rendahnya kualitas membaca bangsa
Indonesia di sebuah portal online. Meskipun disampaikan secara individual, tapi
karena beberapa kali mendengar atau membaca komentar senada, saya jadi sedikit
gereget juga. Kenapa sih hanya membacakan kejelekan bangsa ini, tidak disertai
solusinya?
Kalau bicara
di dunia kampus, yang pernah saya tangkap tampaknya banyak orang yang berharap
bangsa Indonesia ini menjadi penemu karya besar. Kenapa sih harus yang
besar-besar melulu, padahal besarnya hanya dalam mimpi? Mereka berbusa-busa
ingin mencerdaskan bangsa Indonesia untuk bersaing di kancah internasional,
padahal hal kecil pun sering luput dari perhatiannya?
Saya mencoba
berpikir sederhana lagi yang kemungkinan besar banyak sekali bangsa Indonesia
bisa melakukannya. Apabila per orang mau membuat 10 artikel untuk
dipublikasikan di satu blog saja, sudah seberapa besar karya bangsa ini?
Kenapa sih
kita ingin langsung original 100%? Salahkah kalau kita menulis dengan menaruh
kutipan dari sumber lain? Bukankah kutipan/sumber itu menunjukkan kejujuran dan
kebersamaan, juga bentuk penghargaan kepada penulis terdahulu? Kenapa kita
harus malu mengutip karya orang lain?
Kembali lagi
ke 10 artikel untuk membangun Indonesia. Saya berpikir seandainya dalam satu
kabupaten rata-rata punya 2 universitas, maka sudah berapa artikel yang
terkumpul setiap tahunnya?
Biar ada
gambaran sedikit, mari kita hitung-hitungan secara garis besar:
Jumlah
propinsi di Indonesia = 33 propinsi (Tolong koreksi kalau keliru!)
Dengan
alasan tidak semua kabupaten punya koneksi internet untuk semua warganya, saya
tetapkan saja tiap propinsi punya 2 kabupaten/kota.
Maka total
kabupaten yang akan berpartisipasi dalam pembuatan 10 artikel ini berarti ada
66 kabupaten (33 propinsi x 2 kabupaten). Kemudian, 66 kabupaten x 2
universitas = 132 universitas yang akan berpartisipasi dalam pembuatan 10
artikel ini.
Saya
ibaratkan, masing-masing universitas hanya memiliki lulusan 10 orang tiap
tahun. Jadi, 10 lulusan x 132 universitas = 1.320 lulusan (mahasiswa). Jadi,
1.320 lulusan x 10 artikel = 13.200 artikel per tahun. Dengan kata lain, sebuah blog akan memiliki
13.200 artikel tiap tahunnya. Bukan jumlah sedikit kan?
Bagaimana
kalau?
1. Yang ikut
membuat artikel semua mahasiswa (Tingkat I, II, III, IV)
2. Jumlah
mahasiswa lebih dari 10 orang? Biasanya lebih kan?
3. Dosen ikut
berpartisipasi?
4. Anak-anak SD,
SMP, dan SMU dan para guru ikutan?
5. Apalagi kalau
masyarakat luas berpartisipasi?
Kita bisa
membayangkan berapa banyak artikel yang terkumpul dalam setahunnya. Setebal
apakah kalau dibukukan? Bukankah ini warisan besar untuk anak-cucu kita
beberapa tahun, bahkan abad yang akan datang? Kenapa sih saya belum nemu blog
yang seperti ini di Indonesia? Adakah? Apakah ide saya ini terlalu naïf atau
bahkan terlalu menghayal? Kalau tidak ada, blog saya inginnya seperti itu. J
Saya
mendengarnya mahasiswa harus menulis yang berkualitas. Lha, nulis artikel jelek
juga belum pernah, mana bisa lulus dengan artikel keren? Demi akreditasikah?
Demi sertifikasi kah? Kenapa tidak demi solusi di masyarakat saja dulu?
***
Sedang
menghayal sambil menanti hujan reda. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
mulai dari hal sederhana. saya setuju Kang :) 3M Aa Gym
ReplyDeletePenggemar Aa Gym juga ternyata Kang. Setuju 3M :)
Delete