Hello, my
friends! How are you today?
He…he… saya
sedang belajar bahasa Inggris, jadi begini nih bahasa di awal tulisan ini. Saya
berpendapat bahwa salah satu minat saya yang paling murah adalah belajar bahasa
Inggris karena cukup bermodalkan kamus. Benarkah?
Meskipun
disadari bahwa fasilitas pembelajaran bahasa Inggris dalam bentuk lain juga
dibutuhkan, seperti video, buku panduan belajar bahasa Inggris, dll., tapi
untuk saya sendiri yang paling penting adalah kamus.
Dengan
kamuslah, saya bisa belajar bahasa Inggris secara otodidak. Dengan bermodalkan
kamus juga, saya sedikit demi sedikit bisa memahami materi-materi dalam buku
baik yang tingkatannya umum maupun materi kuliah jenjang pascarjana, terutama
program studi Sistem informasi Komputer dan Pendidikan.
Hal di atas
merupakan anugerah besar buat saya yang tidak mengikuti kursus-kursus bahasa
Inggris seperti orang lain, tidak pula kuliah bahasa Inggris, IQ pun pas-pasan.
Yang sangat mengesankan lagi setelah aktif di dunia blogging, kemampuan bahasa
Inggrisku berkontribusi besar untuk belajar blogging.
Meskipun
banyak tutorial blog dalam bahasa Indonesia, ternyata cukup sering saya
kesulitan mencari tutorial tertentu, tapi sangat mudah ditemukan dalam tutorial
berbahasa Inggris.
Contoh kecil
saja, penggunaan plugin Wordpress. Mungkin lebih dari 50% pengetahuan atau
tutorialnya diperoleh dari referensi berbahasa Inggris.
Jadi,
intinya adalah bahasa Inggris itu sangat penting untuk kehidupan saya. Lalu
kamus apa saja yang biasa saya gunakan?
1. Software Kamus
2.02
Kamus ini
pemberian teman saya yang sangat baik hati. Adapun hak ciptanya adalah Copyright
©2006-2007 by Ebta Setiawan.
Saya belum
membaca deskripsi kamus ini dengan lengkap. Akan tetapi, saya merasakan kelengkapannya
hampir sebanding dengan kamus cetak karangan John Echol.
Sudah hampir
tiga tahun, saya sudah sering melupakan Kamus John Echol yang sudah
bertahun-tahun menemani saya sejak kuliah semester 1. Sekarang cukup duduk di
depan komputer. Kalau ada kata bahasa Inggris yang tidak tahu artinya, tinggal
copy, kemudian buka Kamus 2.02 tadi. Artinya sudah otomatis muncul, tidak perlu
di-paste.
Ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Mas Ebta Setiawan karena karyanya
sudah sangat membantu saya untuk menyambung hidup melalui tulisan-tulisanku
yang berkaitan dengan referensi berbahasa Inggris. Kalau dirupiahkan, mungkin
sudah jutaan rupiah yang saya nikmati dari jasa Kamus tersebut.
2. Kamus John
Echol
Kamus ini
lengkapnya adalah Kamus Inggris-Indonesia yang ditulis oleh John M. Echols dan
Hassan Shadily. Dikenalkan oleh kakak saya yang sudah terbiasa menjadi
penterjemah lepas bertahun-tahun di samping pekerjaan utamanya sebagai
pustakawan sebuah universitas negeri, tapi sekarang sudah mutasi menjadi guru
sebuah Madrasah Aliyah Negeri.
Sampai saat
ini, saya tidak memiliki (bahkan tidak tahu) kamus Inggris-Indonesia atau
sebaliknya yang lebih lengkap dari kamus John Echol ini.
3. Kamus Oxford
Untuk
mengatasi kosakata yang tidak ada dalam John Echol, maka saya membeli kamus
Oxford Advanced Learner’s Dictionary.
Akan tetapi,
kamus ini jarang digunakan kecuali saat darurat saja (jika arti kata tidak
ditemukan di kamus John Echol) karena penjelasannya dalam bahasa Inggris juga.
Kalau
teman-teman pernah membaca Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita mengetahui
arti suatu kata kan dalam penjelasan bahasa Indonesia. Seperti itulah Kamus
Oxford (Maaf penjelasan ini bagi teman-teman yang belum mengetahuinya saja).
4. Kamus Idiom
Inggris-Indonesia
Kamus ini digunakan
untuk mengetahui arti frase dalam bahasa Inggris, seperti get up, wake up, dll.
Namun kamus
ini juga jarang digunakan karena malas. Akhirnya, saya memahami teks bahasa
Inggris seringkali ditebak saja, tanpa membuka kamus idiom ini. Dampaknya, kamus
idiom saya hampir bisa masuk saku karena kecilnya. Dulu, minta yang tebal, tapi
kata pemilik toko: “Tidak ada”.
Akan tetapi,
saya rasa pernah melihat kamus idiom yang lumayan tebal, tapi lupa entah
dimana, perpustakaan atau rumah teman.
5. Google Translate
Nah, yang
terakhir adalah kamus yang sangat populer di dunia online. Google Translate
digunakan untuk memahami teks secara cepat. Saya tidak menggunakannya untuk
menterjemahkan suatu teks ke dalam bentuk terjemahan utuh.
Jadi, saya
terjemahkan teks dengan Google Translate. Setelah ada pesan-pesan yang
dipahami, kemudian saya terjemahkan per kata atau per kalimat atau per
paragraf.
Baru-baru
ini saya agak sering menggunakan Google Translate karena harus update blog
dengan sumber bahasa Inggris. Karena seringkali artinya agak aneh, maka saya
menterjemahkannya satu paragraf dulu. Kalau masih juga, artinya tidak pas, maka
satu kalimat saja yang diterjemahkannya.
Setelah itu,
saya cocokkan dengan kemampuan terjemahan per kata saya. Jadilah sebuah artikel
yang bertebaran di blog ini. Itu kalau sumbernya dari blog. Tapi kalau
sumbernya dari buku bahasa Inggris, masih jarang sekali menggunakan bantuan
Google Translate, melainkan cukup didominasi dengan Kamus 2.02 saja.
Akhir kata,
saya mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para penulis kamus di
atas. Semoga Allah SWT melimpahkan pahala sebesar-besarnya.
Bagaimana
pengalaman teman-teman?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment