Walaupun saya
sudah berhenti belajar bahasa Jepang dan Mandarin, bahkan bahasa Arab juga baru
mulai lagi sedikit demi sedikit, namun sedikit pengalaman ‘pahit’ masih
teringat.
Berikut ini
kesulitan-kesulitan dalam belajar bahasa asing yang pernah sedikit saya pelajari
secara otodidak:
Bahasa
Inggris:
1. Susah dalam
listening karena saya jarang mendengarkan orang, baik orang Indonesia maupun
asing, berbicara atau nyanyi dalam bahasa Inggris.
2. Susah dalam
speaking karena jarang menggunakannya. Dalam skill ini, seringkali saya kurang
percaya diri mengucapkan suatu kata.
3. Susah memahami
teks dalam bentuk frase atau slang. Saya termasuk orang malas menghapal idiom
Bahasa Arab:
1. Yang paling
menyakitkan dalam belajar bahasa Arab adalah sulitnya mencari kata dalam kamus,
khususnya dari bahasa Arab ke Indonesia. Ini dibutuhkan hafalan tashrif,
katanya.
2. Membaca arab
gundul (tanpa sakal fathah, dhommah, kasrah, dll.). Hal ini seringkali
memunculkan kesan bahwa saya harus menghapal dulu kosa kata dalam Arab gondrong
(bersakal), baru bisa ketika membaca Arab gundul.
3. Susunan kata
dalam kalimat yang cukup berbeda dengan bahasa Indonesia, misal: laisa
kamislihi syaiun (arti harfiah: tidak ada yang menyamainya sesuatu).
Kalau dalam pola bahasa Indonesia, mungkin begini: laisa syaiun kamislihi
(arti harfiah: tidak ada sesuatu yang menyamainya). Ini berimbas ke
pemikiran saya: apakah harus dibaca syaiun atau syaian.
Bahasa
Jepang:
Karena belum
banyak belajar bahasa Jepang, jadi kesulitan pun susah diungkapkan dengan
kata-kata. Belajar bahasa Jepang itu lebih menyebalkan dari bahasa Arab ketika
belajar Kanji. Tapi lumayanlah dulu pernah hapal huruf Hiragana dan Katakana,
apalagi Romaji (huruf latin).
Bahasa
Mandarin:
Perjuangan belajar
bahasa Mandarin lebih singkat lagi karena keburu butuh empat huruf U-A-N-G.
Dibandingkan tiga bahasa di atas, bahasa Mandarin (Chinese) lebih menyebalkan
lagi, padahal bahasa asing ini digadang-kadang menjadi bahasa nomor 2 dunia,
setelah bahasa Inggris.
Kenapa paling
menyebalkan?
Itu dia,
huruf Kanjinya yang enggak nempel-nempel juga di kepala. Pola kalimat juga
sebenarnya ada yang berbeda dengan Indonesia, tapi tidak terlalu pusing sih
(mirip-mirip bahasa Jepang)
Nah, itu dia
beberapa kesulitan yang pernah saya alami. Semoga kesulitan di atas sudah
disiapkan amunisinya oleh yang baru mau mulai mempelajarinya.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment