Fritz
Redl dan William Wattenberg
(Redl &
Wattenberg, 1959, p. 262) memiliki relevensi kuat dengan para pendidik saat
ini, yang harus memahami bahwa perilaku individu itu mempengaruhi perilaku
kelompok, dan sebaliknya.
Mereka
berdua mengidentifikasi strategi-strategi manajemen, yang meliputi
teknik-teknik pendukung kontrol diri, bantuan situasional, harapan realitas,
dan prinsip susah-senang, yang mana para pendidik dapat menggunakannya untuk
mempengaruhi perilaku siswa.
Redl &
Wattenberg berkontribusi untuk memahami cara-cara fungsi siswa sebagai anggota
kelompok di dalam kelas. Teorinya berkontribusi secara signifikan terhadap
manajemen kelas dan ide-ide tentang pengajaran.
Skinner
tampak hanya fokus pada aspek psikologis perilaku, sementara Redl &
Wattenberg fokus pada aspek-aspek manajemen kelas yang berpotensi untuk
memperbaiki praktek-praktek pengajaran dengan baik.
Redl &
Wattenberg mendukung gerakan sekolah aman. Sekolah-sekolah selalu memiliki
gertakan dan perkelahian, tapi level kekerasan tersebut dihadapi oleh para
pendidik di abad ke 21 yang mana tidak umum terjadi di pertengahan tahun
1900an.
Walaupun
Redl & Wattenberg tidak mengalamatkan isu keamanan di sekolah, teorinya,
seperti hidup berkelompok di dalam kelas, berpotensi untuk mendukung
sekolah-sekolah aman.
William
Glasser
Glasser
(1997) percaya bahwa para siswa memiliki motif dan kebutuhan humanis khusus
serta harus bertanggung jawab terhadap perilakunya. Dia juga mengubah dari
teori kontrol menjadi teori pilihan karena dia menemukan “teori pilihan (choice
theory) lebih bagus dan lebih positif ditinjau dari namanya” (Glasser, 1997, p.
599).
Teori
pilihan menurut Glasser (1997) itu berdasarkan pada keyakinan bahwa orang yang
perilakunya dapat kita kontrol adalah milik kita. Psikologi kontrol eksternal
merusak hubungan manusia dan mencegah individu dari kebersamaannya.
Menurut
Glasser, siswa (sebagaimana semua orang) dikendalikan oleh lima kebutuhan
psikologis dasar: kebutuhan untuk survival (bertahan hidup), kebutuhan untuk
memiliki, kebutuhan atas kekuasaan, kebutuhan atas kebebasan, dan kebutuhana
atas kesenangan.
Glasser
percaya bahwa siswa itu berpikir secara rasional, tapi guru masih harus membuat
dan menjalankan aturan-aturan ketika dibutuhkan, berikan konsekuensi yang tepat
dan tawari saran-saran untuk perilaku yang tidak wajar.
Menurut
Glasser, guru harus mengajar dan memanage dengan cara menambah kualitas
terhadap hidup siswa. Glasser mendefinisikan pendidikan sebagai “proses di mana
kita menemukan bahwa pembelajaran itu meningkatkan kualitas hidup kita” (1992,
p. 39).
Sampai
ketemu lagi di teori manajemen kelas kontemporer menurut Thomas Gordon!
Sumber:
M. Lee Manning dan Katherine T. Bucher. Classroom Management: Models,
Applications, and Cases, 2rd edition. USA: Pearson
Education International.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment