Thomas
Gordon percaya bahwa agar efektif, guru membutuhkan skill yang meliputi
kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan siswa, mengubah
lingkungan kelas dan praktek-praktek pengajaran untuk memperbaiki perilaku
siswa, lakukan apa yang ia sebut I-messages, dan dengarkan secara aktif.
Ia juga
percaya bahwa guru harus melibatkan siswa dalam disiplin diri. Gordon juga
percaya tentang ketida-efektifan reward and punishment untuk siswa.
Itulah
sekilas para tokoh manajemen kelas beserta dasar pemikirannya. Bagi teman-teman
yang belum membaca artikel sebelumnya, mungkin judul artikel berikut ini dapat
dicari di kotak Search:
“Manajemen Kelas Kontemporer Menurut
Fritz Redl dan William Wattenberg, Serta Glasser”
Dapat
disimpulkan bahwa para guru menggunakan kondisi operant Skinner ketika mereka
memberikan penghargaan (reward) terhadap perilaku positif dan gagal memberikan
penghargaan terhadap perilaku negatif.
Para guru
menggunakan teori Redl dan Wattenberg ketika mereka mempertimbangkan efek
perilaku kelompok pada perilaku individu, dan sebaliknya.
Teori
pilihan Glasser digunakan ketika para guru menyimpulkan bahwa para siswa
memilih perilaku yang tepat atau tidak tepat.
Terakhir,
pengaruh karya Gordon menjadi jelas ketika para guru mempertimbangkan kebutuhan
siswa secara individual dan melibatkan siswa untuk mengambil kepemilikan
masalah-masalah perilaku.
Walaupun
tidak satu pun teori dasar memiliki semua jawaban, tapi masing-masing berkontribusi
secara signifikan untuk manajemen kelas kontemporer dan untuk sekolah yang lebih
aman.
Sumber:
M. Lee Manning dan Katherine T. Bucher. Classroom Management: Models,
Applications, and Cases, 2rd edition. USA: Pearson
Education International.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment