Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
Mari Dukung 1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah 37.000 lebih pembaca
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Kontak | Siap Kerja | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab Daftar Isi

Friday, February 14, 2014

Model Manajemen Kelas Menurut Freiberg, Gathercoal, Albert, Evertson, Johnson, Nelsen, Kohn



Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel “Model Manajemen Kelas Menurut Thomas Gordon, Canter, Dreikurs, Ginot, Kounin, Curwin, Jones, Coloroso”. Berikut ini lanjutan tentang model dan teoritikus manajemen kelas:

1.      Jerome Freiberg
Model: Manajemen konsistensi dan disiplin kooperatif
Dasar pemikiran: Dengan model schoolwide ini, para pendidik memperbaiki perilaku, iklim sekolah, dan prestasi akademik. Menggunakan caring and cooperative, mereka juga mengajarkan disiplin diri (self-discipline) di dalam kelas.


2.      Forrest Gathercoal
Model: Disiplin yang bijaksana
Dasar pemikiran: Para pendidik memberikan panduan perilaku untuk property yang hilang dan rusak; ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan, dan gangguan serius dari proses pendidikan. Mereka juga mendemonstrasikan etika profesional dan membangun kelas demokratis.

3.      Linda Albert
Model: Disiplin kooperatif
Dasar pemikiran: Para pendidik lebih mempengaruhi daripada mengontrol peserta didik, membantu peserta didik berkoneksi, berkontribusi, dan menjadi mampu, para pendidik mengembangkan kode etik yang membantu mengembangkan iklim positif di dalam sekolah.

4.      Carolyn Evertson dan Alene Harris
Model: Memanage kelas berorientasi siswa
Dasar pemikiran: Para pendidik memberikan kelas berorientasi siswa, mempertimbangkan manajemen instruksional dan manajemen perilaku, serta memulai sekolah dengan aturan dan ekspektasi yang jelas.

5.      Roger Johnson dan David Johnson
Model: 3C Disiplin sekolah dan kelas (Cooperation, Conflict resolution, Civic values)
Dasar pemikiran: Para guru menekankan kerjasama, resolusi konflik, dan nilai-nilai kewarganegaraan. Mereka juga menggunakan 3C ini untuk mengatasi kekerasan, agresi, dan penyalahgunaan fisik serta psikologis, sebagaimana mempromosikan tujuan-tujuan pergerakan sekolah aman.

6.      Jane Nelsen, Lynn Lott, dan Stephen Glenn
Model: Disiplin positif
Dasar pemikiran: Para pendidik menekankan kepedulian, saling menghormati, memotivasi, dan tertib; mengajarkan skill yang dibutuhkan untuk hidup yang sukses, dan mengadakan class meetings.

7.      Alfie Kohn
Model: Beyond discipline
Dasar pemikiran: Disiplin-disipin baru tidak lebih bagus daripada disiplin lama. Mereka masih menekankan penghargaan, hukuman, dan konsekuensi. Para pendidik harus mempertimbangkan peserta didik dari perspektif dan harus percaya bahwa mereka akan membuat keputusan yang tepat.



Sumber:
M. Lee Manning dan Katherine T. Bucher. Classroom Management: Models, Applications, and Cases, 2rd edition. USA: Pearson Education International.
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment