Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Friday, February 14, 2014

MUI Menyerukan Bangsa Indonesia Untuk Tidak Golput

Isu pemilu 2014 sudah semakin ramai. Tidak hanya aktivis partai politik, MUI pun tampak ingin ikut mensukseskan pemilu, antara lain mengajak warga untuk tidak Golput. Apakah MUI mengeluarkan fatwa haram Golput juga?


Kalau sampai fatwa, saya masih mencari referensinya. Tapi MUI sudah menyarankan ormas keagamaan untuk tidak melakukan boikot untuk Golput demi memilih pemimpin terbaik bangsa ini.

KPU sendiri memperkirakan angka Golput tahun 2014 akan lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Pertanyaannya: “Kenapa masih ada juga orang Golput atau tidak ikut memilih?”

Sebenarnya Golput itu memilih juga. Lebih tepatnya, Golput itu merupakan salah satu bentuk protes masyarakat atas ketidak-seriusannya negara menyuguhkan calon pemimpin bangsa ini.

“Kalau hanya calon yang ambisius untuk kepentingan dirinya sendiri, kenapa saya harus ikut memilih, lebih baik nyari sesuap nasi saja?” Mungkin itu yang terbersit di benak sebagian masyarakat yang Golput.

Tiba-tiba muncul juga pendapat yang anti-Golput: “Kenapa sih mesti Golput, kaya enggak punya pendirian saja, kan Pemilu itu untuk masa depan kita juga?”

He..he..saya juga kadang-kadang memikirkan kedua pernyataan di atas. Dan sampai sekarang belum bisa membenarkan salah satunya, karena calon pemimpin yang ada tampaknya enggak kenal tuh? Apakah mereka benar-benar ingin memimpin bangsa ini, atau ingin menikmati kekuasaannya?

Saya sendiri belum bisa menyalahkan kepada orang Golput karena sebenarnya masyarakat yang berbondong-bondong memilih juga, mereka belum tentu paham dan kenal siapa yang dipilihnya. Mereka hanya memilih karena ikut ramai atau takut dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Apakah ini yang diharapkan dari PEMILU?

Saya menduga bahwa harapan PEMILU itu masyarakat memilih calon pemimpinnnya dengan paham.

Memang saya sendiri bisa mengatakan bahwa Golput itu berbahaya di saat calon pemimpin kita salah satunya ada yang terlarang, misal calon presiden dari kolonial, calon presiden dari partai terlarang, calon presiden dari golongan penghancur bangsa, dan sejenisnya.

Kalau calon pemimpin yang gitu-gitu saja (enggak pro rakyat, mengutamakan karir politiknya, keluarganya, sogok sana-sini, korupsi ini-itu), saya masih belum bisa menyalahkan orang Golput.

Harusnya Golput itu dihitung dan hasilnya dijadikan masukan kepada KPU khususnya dalam membenahi calon-calon pemimpin bangsa ini. Bukan menyalahkan orang Golput. J


Sumber:

pemilu.okezone.com/read/2014/02/13/568/940493/dulu-yang-menyerukan-golput-sekarang-menyerukan-memilih
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment