Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
Mari Dukung 1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah 37.000 lebih pembaca
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Kontak | Siap Kerja | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab Daftar Isi

Thursday, February 20, 2014

Para Filusuf Terkenal dalam Kajian Filsafat: Thales dari Melitus, Anaximander, Anaximenes



Thales dari Melitus (625-545 S.M.)
Orang pertama yang mengajukan pertanyaan tentang zat (matter) adalah Thales, seorang filusuf Yunani. Dia melakukan banyak karya dalam astronomi dan matematika.


Dia lahir di kota perdagangan kecil pantai Ionian yang disebut Miletus. Thales (dilafalkan Thay-lees) dipercaya melakukan perjalanan ke Mesir di mana dia belajar geometri dan astronomi dari orang-orang Mesir.

Dia diakui dengan keahliannya membawa pengetahuan ini ke Yunani. Dia menggunakan apa yang dia ketahui tentang bintang-bintang untuk keunggulannya. Sebuah cerita menyatakan bahwa dia membeli alat pemeras Zaitun karena dia memprediksikan hasil panen Zaitun yang besar. Dia benar. Dia menghasilkan banyak uang dengan menjual minyak Zaitun ke setiap orang.

Thales percaya bahwa air adalah unit dasar dari zat. Dia berpikir bahwa segala sesuatu di alam ini berasal dari air. Thales juga merasakan bahwa air dapat masuk ke dalam bumi dan jenis zat lain.

Thales adalah salah satu orang pertama yang berbicara tentang astronomi dan sains lain sebagai perilaku natural. Dia tidak percaya bahwa tuhan-tuhan memiliki pengaruh pada tanah, udara, air pasang, atau bintang.


Anaximander (sekitar 610-547 S.M.)
Banyak para filusuf pada waktu itu mencari esensi (atau ide) dari semua hal. Tersusun dari apa segala sesuatu itu? Anaximander datang bersama ide “the Boundless” atau “the Ultimate.”

Sayangnya, dia tidak pernah menjelaskan apa ide tersebut. Ini tidak banyak membantu orang-orang. Anaximander juga mengkaji astronomi. Dia percaya bahwa bumi menggantung pada sebuah tempat.

Dia juga mencoba menjelaskan kenapa bumi tidak jatuh. Ide-ide ini mengharuskan adanya keseimbangan dengan semua benda angkasa.


Anaximenes (550-475 S.M.)
Berbeda dengan Thales, Anazimenes percaya bahwa udara adalah substansi dasar dari zat. Ketika udara dicairkan, maka ia akan menjadi api. Jika udara dipadatkan, maka ia akan menjadi angin dan awan. Lebih padat lagi, maka ia akan mengasilkan air dan tanah serta batu.

Banyak proses alami dijelaskan dengan teori ini. Ketika kita memperoleh guntur dan kilat, itu berasal dari angin yang memecah awan-awan. Pelangi terjadi ketika sinar matahari mengenai awan. Gempa bumi terjadi ketika tanah mengering setelah badai hujan.


Sumber:
Introduction to Philosophy. Hlm. 1-30, file: kog-phil-chem-1a-sample.pdf

"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment