Seharusnya, sebelum menulis posting
ini, saya membuka dulu buku ejaan bahasa Indonesia. Tapi entah ada, atau sudah
tidak ada di rak. Yang jelas saya masih ingat seorang dosen yang suka
mencermati penulisan bahasa Indonesia memberi wejangan:
“Kata ‘anda’ harus ditulis ‘Anda’ (hurud
‘a’ ditulis kapital) sebagaimana dalam surat, kata ‘bapak’ harus ditulis ‘Bapak’
(huruf ‘b’ ditulis kapital) apabila ditujukan untuk orang yang sudah jelas.”
Misal:
Saya sarankan, Anda mengerjakan
tugas ini!
…. berpartisipasi di perusahaan yang
Bapak pimpin.
Atas perhatiannya, Saya mengucapkan
terimakasih.
Ternyata ketika semua huruf awal di
kata ganti orang ditulis kapital, maka muncul ambigu antara manusia dan Tuhan.
Misal:
Atas perhatiannya, Kami mengucapkan
terimakasih.
Permasalahan ambigunya ada di kata ‘Kami’.
Pada contoh di atas, kata ‘Kami’ digunakan untuk manusia. Sementara itu, kata ‘Kami’
juga biasa digunakan untuk Tuhan, misal: “Telah Kami ciptakan….”, artinya: “Telah
Tuhan ciptakan”.
Lalu, apakah mau dibiarkan begitu
saja? Antara untuk Tuhan dan manusia disamakan saja?
Memang kalau disamakan juga tidak
masalah kalau melihat kata ganti orang dalam bahasa asing, misal dalam bahasa
Arab, penulisan ‘huwa’ (dia) untuk manusia dan Tuhan sama-sama saja tuh.
Dalam bahasa Inggris mungkin tidak
muncul masalah karena beberapa bacaan tidak mengharuskan huruf kapital, jadi begini
saja: ‘you’, tidak ‘You’. Akan tetapi, dalam bahasa Inggris juga mengenal huruf
kapital pada kata ‘God’, tidak ‘god’. He..he.. harus pilih gaya penulisan yang
mana ya…?
Belum lagi penulisan tanda koma (,).
Misal:
Adam, Udin, dan Toto (ada tanda koma
di depan kata ‘dan’)
Ada juga:
Adam, Udin dan Toto (tanpa tanda koma di depan kata ‘dan’)
Ada saran…?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment