Memang pelarangan copy-paste ini bisa menguntungkan banyak pihak. Saya pernah membaca bahwa ada pihak yang bertanya-tanya tentang ketidak-aktifan seorang budayawan Indonesia Emha. Mereka menduga Emha menjauh dari dunia copy-paste (baca: Internet), karena sangat susah ditemukan karya tulis Emha update secara online.
Agar tidak terlalu berat ketika menghentikan kebiasaan copy-paste, maka yang harus sering diingat adalah mengingat-ingat keuntungan untuk diri sendiri. Kalau hanya mengingat kerugian bagi penulis asli, tampaknya bisa dibiaskan dengan beberapa alasan seperti: orang yang melakukan copy-paste tidak bisa disalahkan, karena ia tidak bisa menulis tapi dia butuh makan; orang yang melakukan copy-paste tidak bisa disalahkan, karena para penulis asli yang sudah sukses kurang maksimal mewariskan ilmunya kepada pengcopy agar bisa menulis secara mandiri; orang yang melakukan copy-paste tidak bisa disalahkan, karena penulis asli yang sukses tidak memberi makan orang yang tidak bisa menulis dan berada dalam kemiskinan; dan masih banyak alasan lain yang serupa.
Dengan demikian, perlu diingat bahwa menulis secara mandiri dengan tidak melanggar hak cipta atau copy-paste memiliki keuntungan untuk penulis itu sendiri, antara lain:
1. Penulis original terhindar dari kebencian penulis lain yang merasa dirugikan
2. Penulis original semakin terasah kemampuannya
3. Penulis original tidak perlu ketakutan atas ancaman penjara dan denda
4. Penulis original dapat mempublikasikan artikelnya di lebih dari satu website
5. Penulis original relatif aman dari sanksi penyedia iklan
6. Penulis original relatif stabil dalam memperoleh pendapatan
7. Penulis original di media online dapat juga memperoleh keuntungan dari media non-online dengan artikel yang sama,
8. Dan sebagainya.
Dengan demikian, meskipun baru Adsense yang memberikan pengawasan super ketat terhadap konten non-original, seorang penulis harus belajar juga menghindari copy-paste tulisan orang lain walaupun tidak ikut Adsense.
Kalau tidak copy-paste, aku tidak bisa dapet uang dong?
Tenang saja, penerbitan di dunia Internet itu tidak seketat penerbitan biasa. Di Internet, tulisan jelekpun bisa dipublikasikan. Bahkan saya berpendapat bahwa di Internet ada waktunya menulis seperti format ilmiah, ada juga waktunya menulis dengan format sederhana saja yang penting bisa dipahami.
Kita ingat bahwa para pengunjung Internet itu tidak dijamin akan membaca semua kalimat dalam sebuah artikel. Dengan demikian, format tulisan jelek pun, asal bisa dipahami ide utamanya, maka itu berkesempatan mendatangkan penghasilan.
Mari menulis sesuai ilmu yang dimiliki!
[Arsip 2012]
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment