Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Wednesday, March 26, 2014

Menggunakan Read More Pada Blog, Penting Enggak Sih?

Fasilitas read more biasanya digunakan untuk membuat headline berita atau artikel, sehingga yang tampil pertama kali di blog hanya beberapa baris saja dengan diakhiri tulisan “Read More” atau “Baca Selengkapnya” untuk melihat atau membaca isi artikel secara keseluruhan.


Para blogger yang kreatif dengan optimasi template biasanya suka sekali menggunakan read more. Memang cara ini tidak termasuk sulit, cukup menekan tombol Insert Tag, hasilnya sudah bisa didapatkan. Apakah setiap artikel harus menggunakan Read More? Pada artikel ini, pertanyaan tersebut dijawab berdasarkan pengalaman sendiri, bukan dari sebuah teori.

Ketika melihat sebuah artikel dengan tampilan read more itu cukup rapih, sehingga tidak memusingkan saya ketika berkunjung ke sebuah blog. Apalagi ketika diklik fasilitas read more tersebut isinya cukup panjang dan sesuai kebutuhan. Akan tetapi, ketika mengklik read more ternyata isi keseluruhannya tidak sesuai dengan headline, maka seringkali saya merasa kesal, walaupun saya sendiri merasakan memang menulis itu bukan pekerjaan mudah.

Jadi, mulai saat ini saya berencana akan menerapkan read more hanya untuk artikel yang lebih dari 200 kata (lebih dari 1 halaman Microsoft Word). Dengan cara ini, pengunjung tidak perlu bekerja dua kali (pertama menayangkan headline, kedua mengklik Read More) untuk membaca artikel secara keseluruhan. Satu lagi yang perlu dipertimbangkan, kadang-kadang saya menerapkan read more ke alamat blog lain. Hal ini kadang-kadang juga membuat malas pengunjung untuk mengklik read more, kalau setelah satu atau dua kali mengkliknya ternyata blog yang diacu tidak memberikan artikel yang dibutuhkan.

Perlu diingat bahwa kalau hanya satu kali mengklik read more itu relatif tidak masalah, tapi kalau dalam satu halaman ada lebih dari 5 read more, kemudian masing-masing panjang artikel hanya 200 kata, rasanya itu hanya menambah pekerjaan pengunjung saja. Hal ini saya perhatikan di beberapa website bahasa Inggris yang bekerja sama dengan TRIOND (penyedia layanan paid to write), ternyata mereka tidak menggunakan read more untuk semua artikel buatan saya, yang rata-rata panjangnya 200 kata.

Notes:
Ide di atas ditulis pada tahun 2012.  Untuk sekarang, saya memasang read more hampir di semua artikel, kecuali artikel yang sangat pendek. Salah satu alasannya agar blog tidak terlalu tampak sesak.

Namun untuk melink ke blog lain, sedang berusaha diminimalisir karena khawatir dianggap link spamming, apalagi sekarang hanya punya satu blog. Namun kadang-kadang, tapi jarang sekali, saya menaruh link eksternal ke blog bahasa Inggris.

Kini menaruh fungsi read more sering juga ditemukan di portal online nasional seperti Detik.com. Hanya satu paragraf, kemudian ada tombol Next. Saya menduga ini dilakukan untuk:

1.     Meningkatkan pengunjung. Setelah membaca paragraf pertama, pengunjung ada kemungkinan membaca paragraf selanjutnya ya…
2.      Mempersulit copy-paste. Dengan dibagi-baginya satu artikel menjadi beberapa halaman, maka orang yang meng-copy akan kerepotan karena harus membuka beberapa halaman hanya untuk satu artikel.

Saya sendiri masih tidak melakukan gaya Detik.com. Selain artikel saya masih pendek-pendek dan belum berkualitas seperti milik Detik, saya masih lebih nyaman maksimal satu halaman untuk satu artikel, kecuali kalau satu artikel terlalu panjang sehingga mengakibatkan loading berat, mungkin terpaksa akan dilakukan satu artikel dibagi menjadi beberapa halaman.


Bagaimana pendapat teman-teman?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

2 comments:

  1. kebetulan blog saya selalu tak pasang read more mas agar postingan di homepage tidak terlalu kepanjangan dan juga bisa lebih ringan kalau di akses.

    Saya tidak bisa membayangkan seandainya 5 postingan di homepage berisi tutorial (yang berisi gambar-gambar) tidak dikasih read more, pasti bakalan lama banget loading nya hehe :D

    ReplyDelete
  2. Iya, kan artikel Mbak Ririn panjang-panjang. Read more jadi solusi terbaik agar loading blog tidak kayak Bebek, ya Mbak :D

    ReplyDelete