Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
Mari Dukung 1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah 37.000 lebih pembaca
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Kontak | Siap Kerja | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab Daftar Isi

Monday, April 14, 2014

Izinkan Anak-Anak Kita Tidak Lulus Ujian Nasional (UN)!

Ujian Nasional (UN) masih menjadi kontroversi antara standarisasi kualitas siswa dan hanya penghambat kreativitas siswa yang cenderung dipaksakan hanya memprioritaskan mata pelajaran yang termasuk UN. Kasus kecurangan seperti mencontek pun masih menjadi kekhawatiran.

Usul untuk menghentikan UN semacam ini sudah dilakukan, tapi pemerintah tetap menyelenggarakannya. Sekarang saatnya kita berpikir bagaimana mengawal putra-putri kita (para siswa) untuk mengerjakan soal UN dengan jujur.


Jujur di negeri ini masih mahal. Siswa yang curang boleh jadi lebih ‘sukses’ dibandingkan siswa yang jujur di saat yang jujur tidak lulus ujian, sementara yang curang bisa segera kuliah atau meniti karir dengan ijazah-nya.

Saya berharap masyarakat semakin rajin memberikan alternatif bagi siswa-siswa yang tidak lulus karena tidak mau mencontek. Ketidak-lulusan siswa akan menjadi jawaban seberapa bagus sih kualitas pendidikan Indonesia ini.

Saya membuat pola sederhana: Sekolah – Lulus – Kerja/Kuliah

Pola di ataslah yang membuat banyak orang berusaha untuk lulus walaupun dengan mencontek. Sebagian politisi pun demikian, yang penting terpilih walaupun harus membeli suara pemilih dengan Rp20.000 atau Rp50.000.

Jadi, kalau kita menyediakan peluang usaha yang tidak mengharuskan kelulusan sekolah, maka tingkat stress siswa akan dapat diminimalisir. Apabila kita menyediakan lowongan kerja/wirausaha untuk mereka yang belum lulus UN, maka para siswa akan semakin semangat untuk tidak berbuat curang dalam UN.

Banyak cara untuk menilai calon pekerja kita, bukan hanya lulus UN atau tidak, missal nilai Raport, rekomendasi sekolah, tes masuk pekerjaan, dll.

Satu lagi, mari kita berikan dukungan bahwa anak-anak kita tidak perlu dipaksakan untuk lulus UN, seandainya mereka belum mampu. Kita jadikan sekolah itu seperti system perkuliahan, yang lulus tepat waktu bagus, yang ngulang pun kita anggap hal biasa, bukan sebuah aib.

Masalah curang seperti contek-mencontek sudah terjadi sejak sekolah dasar hingga pascasarjana. Jadi, sudah saatnya kita menghargai para siswa yang tidak lulus karena mempertahankan kejujurannya.

Seandainya kita sendiri yang mengalami tidak lulus karena tidak nyontek, pekerjaan pun susah ditemukan, berdoa dan teruslah berikhtiar. Seandainya serba mentok, ini yang mungkin terjadi:
1.      Kita tetap tidak lulus
2.      Kita tidak mampu mendapatkan nafkah untuk makan sendiri
3.      Sakit
4.      Mati

Perlu diingat bahwa mati karena kelaparan setelah berusaha semampunya bukanlah sebuah aib. Tidak perlu kita takuti!


Selamat mengerjakan soal UN dengan senyuman adik-adikku. Semoga Allah senantiasa bersama kita!
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

1 comment:

  1. wah kalau banyak yang nggak lulus un, nanti bisa banyak mas siswa yang depresi :D

    ReplyDelete