Ujian Nasional (UN) masih menjadi
kontroversi antara standarisasi kualitas siswa dan hanya penghambat kreativitas
siswa yang cenderung dipaksakan hanya memprioritaskan mata pelajaran yang
termasuk UN. Kasus kecurangan seperti mencontek pun masih menjadi kekhawatiran.
Usul untuk menghentikan UN semacam
ini sudah dilakukan, tapi pemerintah tetap menyelenggarakannya. Sekarang
saatnya kita berpikir bagaimana mengawal putra-putri kita (para siswa) untuk mengerjakan
soal UN dengan jujur.
Jujur di negeri ini masih mahal.
Siswa yang curang boleh jadi lebih ‘sukses’ dibandingkan siswa yang jujur di
saat yang jujur tidak lulus ujian, sementara yang curang bisa segera kuliah
atau meniti karir dengan ijazah-nya.
Saya berharap masyarakat semakin
rajin memberikan alternatif bagi siswa-siswa yang tidak lulus karena tidak mau
mencontek. Ketidak-lulusan siswa akan menjadi jawaban seberapa bagus sih
kualitas pendidikan Indonesia ini.
Saya membuat pola sederhana: Sekolah
– Lulus – Kerja/Kuliah
Pola di ataslah yang membuat banyak
orang berusaha untuk lulus walaupun dengan mencontek. Sebagian politisi pun
demikian, yang penting terpilih walaupun harus membeli suara pemilih dengan
Rp20.000 atau Rp50.000.
Jadi, kalau kita menyediakan peluang
usaha yang tidak mengharuskan kelulusan sekolah, maka tingkat stress siswa akan
dapat diminimalisir. Apabila kita menyediakan lowongan kerja/wirausaha untuk
mereka yang belum lulus UN, maka para siswa akan semakin semangat untuk tidak
berbuat curang dalam UN.
Banyak cara untuk menilai calon
pekerja kita, bukan hanya lulus UN atau tidak, missal nilai Raport, rekomendasi
sekolah, tes masuk pekerjaan, dll.
Satu lagi, mari kita berikan
dukungan bahwa anak-anak kita tidak perlu dipaksakan untuk lulus UN, seandainya
mereka belum mampu. Kita jadikan sekolah itu seperti system perkuliahan, yang
lulus tepat waktu bagus, yang ngulang pun kita anggap hal biasa, bukan sebuah
aib.
Masalah curang seperti
contek-mencontek sudah terjadi sejak sekolah dasar hingga pascasarjana. Jadi,
sudah saatnya kita menghargai para siswa yang tidak lulus karena mempertahankan
kejujurannya.
Seandainya kita sendiri yang
mengalami tidak lulus karena tidak nyontek, pekerjaan pun susah ditemukan,
berdoa dan teruslah berikhtiar. Seandainya serba mentok, ini yang mungkin
terjadi:
1. Kita tetap
tidak lulus
2. Kita tidak
mampu mendapatkan nafkah untuk makan sendiri
3. Sakit
4. Mati
Perlu diingat bahwa mati karena
kelaparan setelah berusaha semampunya bukanlah sebuah aib. Tidak perlu kita
takuti!
Selamat mengerjakan soal UN dengan
senyuman adik-adikku. Semoga Allah senantiasa bersama kita!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
wah kalau banyak yang nggak lulus un, nanti bisa banyak mas siswa yang depresi :D
ReplyDelete