Setelah melihat hasil quick count,
meskipun PDIP unggul, sinyal Jokowi menuju Capres 2014 cukup meredup juga.
Ungkapan “Jokowi effect tidak ngefek”, saya akui bisa jadi begitu.
Saya menduga hal di atas terjadi
antara lain karena warga yang menyukai Jokowi belum tentu menyukai PDIP. Sejak
awal, saya membaca berbagai komentar tentang Jokowi dan PDIP, biasanya bernada “Jokowi
yes, PDIP no.”
Kalau Jokowi masih di bawah
keunggulan SBY pada masa lalu, itu tidak terlalu pas karena banyak faktor yang
menentukan ‘suara’ SBY bisa mendulang lebih dari 30%, antara lain SBY sudah berkiprah
di level nasional (menteri), juga SBY berada di pucuk Demokrat, sehingga tidak
ada lagi isu ‘pemimpin boneka’.
Dua hal yang mengganjal di hati saya
tentang Jokowi:
1. Apakah Jokowi
akan berani berbeda pendapat dengan PDIP, terutama Megawati atau hanya
manggut-manggut saja?
2. Apakah Jokowi
dan tim suksesnya mampu meyakinkan rakyat tentang serangan lawan politiknya
tentang Jokowi ingkar janji ke DKI Jakarta karena tidak selesai menjabat hingga
5 tahun?
Hujaman “Jokowi bersinar memimpin Jakarta
tapi belum tentu mampu memimpin secara nasional” juga menembus dinding
pertahanan masyarakat kecil, seperti pedagang tradisional.
Ungkapan di atas, diungkapkan
seorang pedagang ketika ngobrol dengan saya sehari sebelum Pileg. Bahkan
sepintas Sang Pedagang cenderung mendukung Prabowo.
Namun ketika saya tanya: “Bagaimana
kasus Prabowo terkait hilangnya para aktivis di masa lalu. Apakah Bapak sudah
punya info lebih lanjut. Maksud saya, apakah Prabowo benar-benar tidak
terlibat?”
Sang Pedagang pun tidak bisa
menjawab apa-apa, malah membahas partai lain. Nah, saat ini saya juga sedang
mencari informasi tentang Prabowo, terutama tentang dua hal:
1. Bagaimana status
Prabowo terkait kasus hilangnya para aktivis masa lalu?
2. Apakah Prabowo
tidak termasuk tipe pemimpin yang otoriter mengingat sekarang sering memamerkan
gaya bicara yang meluap-luap (cenderung emosional), dan sangat militeristik
(apalagi ketika menunggang kuda pada saat kampanye)?
Apakah hanya Jokowi dan Prabowo yang
saya yakini akan jadi Capres?
Untuk sementara memang mereka
berdua, meskipun Jokowi belum tentu jadi Capres. Kata Bu Mega, Jokowi akan
dicapreskan apabila PDIP meraih lebih dari 20% suara.
Bagaimana dengan Dahlan Iskan?
Karena beliau menjadi peserta konvensi
capres Demokrat, jadi nasibnya belum jelas. Saya melihat Demokrat itu
mirip-mirip PDIP, keputusan puncak berada di SBY, seperti halnya PDIP yang
bersandar di ‘pundak’ Megawati.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
masih bingung milih siapa kang :D, solanya belum punya update perilaku kedua orang tersebut :)
ReplyDeletebanyak yang suka dengan prabowo karena beliau tegas. Banyak yang suka sama jokowi karena beliau lebih merakyat. Kalau sendiri malah bingung mau pilih yang mana pas pilpres mendatang ;)
ReplyDeleteapalagi pencalonan Jokowi hanya dua hari menjelang pileg, kesannya terburu2 dan terlalu dipaksakan :)
ReplyDeletekalau prabowo kan sejak awal, jadi lebih terencana :D
saya nunggu calon lain dulu :)))
Iya Jokowi tantangannya sikap 'kaku' Ibu Mega. Tapi dengan pencapresan Jokowi, Bu Mega sudah mulai berubah. Semoga positif.
Deletekalau Pa Bowo, saya masih takut. he...he..terlalu gagah
@Kang Dens + @Mbak Ririn: Rupanya kita harus agak rajin menilai mereka kalau mau milih, dengan ngumpul-ngumpul rekam jejaknya. hiks...hiks..
ReplyDelete