Rasa lelah terasa sirna. Perjalanan jauh
laksana sudah tiada, di saat seorang gadis cantik berswiter lengan panjang duduk
satu jok di sampingku. Bis ini memang masih jauh perjalanannya, namun aku sudah
tidak peduli lagi. Lebih jauh, lebih baik; lebih lama di dalam bis, lebih baik
rasanya. Hmmmm….indahnya….
Obrolan mulai ketika gadis itu bertanya,
“Permisi, Mas!” Dia duduk di sampingku dengan senyum kecil mengembang di bibir
indahnya. “Silahkan, Mbak!”
Awalnya aku tidak berani ngajak ngobrol,
takut disebut laki-laki unyahnyir (penggoda wanita). Tapi karena dia
yang nawarin makan pop mie segala, ku coba memberanikan diri untuk mulai
ngobrol.
Seorang gadis berkerudung kuning muda,
dibalut switer yang bersahaja. Wajahnya tidak berani menatap wajahku, tapi
sesekali laksana mencuri pandang, memastikan aku masih memperhatikan
obrolannya. Dilihat dari isi pembicaraannya, aku menduga bahwa dia itu
mahasiswi.
“Di sini de duduknya, kasihan kakaknya
pegal!” Aku menawarkan jok tengah buat anak laki-laki kecil yang dari tadi
duduk di pangkuannya. Mungkin ia adik atau saudaranya karena tadi manggil mama
ke wanita yang sebelahnya lagi.
Perasaanku masih kaku untuk ngobrol banyak.
Aku pun ngantuk dan tertidur….
Tak lama, adik kecil itu terdengar
muntah-muntah. Ku lihat ke samping. Oh si adik kecil sedang di pangkuan ibunya.
Aku mulai memperhatikan lagi gadis cantik di
sebelahku. “Pasti dia marah-marah.” Aku su’udzon setelah beberapa kali di
situasi lain banyak gadis yang marah-marah karena adiknya mabuk kendaraan.
Bahkan ada juga ibu yang ikut marah-marah juga.
Tapi…..
Tiba-tiba si adik kecil pindah lagi ke
pangkuan gadis anggun itu. Dia elus-elus kepalanya dengan penuh kelembutan.
Kemudian punggungnya….
Ya Tuhan… meskipun kelihatan kakinya sudah
terasa pegal, mungkin karena dari tadi si adik kecil duduk di pangkuannya, tapi
sama sekali tidak ada wajah kemarahan. Dia dengan senyum tulus, terus membelai
si adik kecil.
Hatiku takluk, rasa sayang tumbuh, ingin
menjadikan gadis itu sebagai pendamping hidupku. Aku tidak boleh menyia-nyiakan
kesempatan ini. Tidak boleh kehilangan momen indah seperti ini.
Ku beranikan…
Ku pegang lengannya?
Yah, baru bisa ku pegang lengan kelembutan
hatinya.
Ku belai rambutnya?
Sayang, baru bisa ku belai rambut imannya.
Ungkapan apa yang paling tepat untuk si
dia….?!?
Duuuuh, bis sudah tiba di tempat berhentiku.
Hmmmm….
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
bagus juga Kang, calon novl kayaknya :)
ReplyDeleteItu kisah nyata atau tidak mas?
ReplyDeletelanjutin lagi biar tidak penasaran di bagian akhir hehe
wah pasti bikin dag dig dug ya mas kalau dudu sebelah dengan si dia :D
ReplyDelete