Ketika melihat beberapa iklan
tentang Australia, saya jadi teringat lagi romantisme yang pernah terjalin
antara Indonesia dan Australia. Walaupun ada beberapa faktor yang mengarah ke
retaknya kedua negara, namun tampak keduanya suka ‘rujuk’ kembali.
Salah satunya, ada musibah Bom Bali.
Namun kejadian ini tidak menghentikan para turis dari Negeri Kangguru. Mereka masih
suka mengunjungi negeri ini, termasuk Bali.
Beberapa waktu yang lalu, saya
sempat membaca bahwa bahasa Indonesia menjadi salah satu kajian penting di Australia.
Mungkin salah satu alasannya adalah negara yang paling dekat dan bisa diajak
kerja sama adalah Indonesia.
Sayangnya, isu penyadapan baru-baru ini
cukup mengguncang hubungan dua negara tersebut. Akan tetapi, beberapa hari yang
lalu saya membaca adanya lembaga pendidikan yang mewajibkan siswanya belajar
bahasa Indonesia, mulai Sekolah Dasar sampai SMP.
Walaupun peminatnya semakin menurun,
namun sang guru mengira penurunan tersebut karena beliau sempat cuti dari
mengajar. Dan saat ini, beliau sudah mempersiapkan membangun lagi minat
siswanya untuk belajar bahasa Indonesia.
Akankah bahasa Indonesia diminati
lagi teman-teman kita di Australia? Kita tidak tahu betul jawabannya. Yang
jelas, sebagai bangsa Indonesia kita harus rajin berkarya walaupun semampunya,
menulis, melestarikan obyek wisata, memperkaya kultur, dan sebagainya.
Kalau kita tidak berkarya, apakah rela
orang lain belajar bahasa Indonesia hanya ingin menjadikan Indonesia sebagai
objek pasarnya? Kan enaknya harus menguntungkan ya…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment