Blog | Beli Rumah | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
Mari Dukung 1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah 37.000 lebih pembaca
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Kontak | Siap Kerja | Sertifikat Komputer Internasional | PrivacyPolicy | Inggris Arab Daftar Isi

Friday, April 18, 2014

Twitter Menteri Pendidikan Dibanjiri Keluhan Siswa UN

Berita kecurangan UN yang biasa dilakukan oleh para guru dan siswa seperti masa lalu, terasa sepi pada UN 2014 ini. Namun ada hal yang menggelitik buat saya, yaitu ada pendapat dari para siswa bahwa UN tahun ini tingkat kesulitannya terlalu tinggi, tidak sesuai SKL.

Mereka mengaku telah belajar maksimal, namun menilai soal UN itu bertaraf internasional. Bahkan ada siswa yang men-tweet dengan menyebut Pak Menteri Pendidikan sebagai Menteri UN Internasional. Wuiiiih….!


Isu ide ‘gila’ ini bukan hanya muncul saat ini. Jauh puluhan tahun yang lalu, ketika saya masih Sekolah Dasar, ayah saya pernah marah-marah ke utusan dari kabupaten yang ‘menangani’ bidang pendidikan karena soal UAS MA (sederajat SMA) tidak sesuai dengan yang diajarkan di sekolah.

Ayahku (almarhum) meminta kejelasan kira-kira begini:
1.      Mau buku mana yang akan digunakan?
2.      Standar kurikulum mana yang akan diterapkan?
3.      Tolong dong, kalau membuat soal itu bukan asal jadi, tapi pertimbangkan kondisi siswa baik di kota maupun di pelosok desa, sehingga mental siswa dari desa tidak rusak hanya karena tidak bisa mengerjakan UAS!

Sang utusan dinas tersebut: “Enggak ada yang menjawab dengan jelas (Bahasa Sunda: Uak-iuk).”

Hiks…hiks… Itu baru berhadapan dengan orang kampung yang jujur, bagaimana kalau menjawab pakar pendidikan yang jujur.

Cerita ayahku di atas hanya saya peroleh dari kakak karena sejak SD, ayah sudah meninggal. Namun cerita di atas bukan hanya gossip karena saya sendiri mengalaminya. Walaupun ada beberapa mata pelajaran yang tidak nyambung antara materi yang disampaikan guru dengan soal UAS (Entah dibuat oleh rayon, kabupaten, atau pusat tuh).

Yang suka saya amati itu adalah soal bahasa Arab karena matapelajaran ini bisa dibilang favoritku walaupun tidak mahir. Alhasil, saya banyak mengalami kesulitan mengerjakannya. Enggak kebayang siswa yang membenci bahasa Arab, gimana nasibnya tuh. Heu..heu..

Ternyata, dulu sampai sekarang, urusan ujian di sekolah belum ada perubahan yang signifikan. Orang pusat bermain sendiri membuat soal, semau gua. Siswa di sekolah serba terbatas, terpaksa harus melingkari jawaban, mengisi dengan jawaban kabur, atau membiarkannya kosong.

Setelah itu, dengan tanpa merasa bersalah, sang pemilik kebijakan mengklaim keberhasilan UN ini dan itu, tidak ada kecurangan ini-itu, jaminan kualitas ini-itu. Omong kosong!


Semoga pengakuan para siswa di twitter tersebut tidak benar adanya. Tapi kalau benar???
"Investasi Emas dan Reksadana, Untung Mana?."
Youtube: Katabah Com: Menuju 1 jt Konten :)

No comments:

Post a Comment