Dengan
maraknya tulisan asal-asalan di Internet, sebagian mahasiswa takut menjadikan
Internet sebagai referensi. Apalagi ketika dosen atau kampusnya menolak
referensi online tersebut.
Fenomena
di atas menjadikan mahasiswa hanya berpikir buku dan buku yang dicetak secara
konvensional seperti oleh penerbit Gramedia, Informatika, Penerbit Andi, dll.
Seorang
mahasiswa yang tempat tinggalnya dekat rumah saya bertanya tentang hal di atas.
Kira-kira begini: “Bolehkah kita menggunakan sumber referensi dari Internet?”
Ketika
saya jawab: “Boleh”, mahasiswa tersebut tampak kurang percaya. Kemudian saya
berikan jawaban lebih rinci seperti ini:
Setidaknya,
di Internet, kita bisa menemukan tiga jenis referensi (yang tidak dicetak),
yaitu:
1.
E-book
2.
Artikel Blog
3.
Jurnal Ilmiah
Nah,
saya baru merekomendasikan jurnal ilmiah untuk referensi skripsi. E-book dan
artikel blog juga mungkin bisa saja dijadikan referensi, tapi kita harus
mengetahui terlebih dahulu apakah e-book-nya ada penerbitnya, apakah artikel
blognya ditulis oleh seorang pakar atau profesional?
Sementara
jurnal ilmiah identitasnya sudah hampir sama dengan buku ilmiah cetak. Hanya
berbeda istilah saja. Dalam buku cetak, kita mengenal penerbit. Sedangkan dalam
jurnal ilmiah online, kita mengenal nama jurnal. Nama jurnal inilah yang akan
menentukan akreditasi sebuah penerbit jurnal.
Kalau
begitu, kita harus mengecek akreditasi jurnal dong ke DIKTI? Sebaiknya memang
demikian, jurnal bisa dicek ke DIKTI atau ke lembaga yang mengeluarkan jurnal
seperti kampus.
Akan
tetapi, kalau suatu kampus tidak mewajibkan cek akreditas jurnal, langkah di
atas tidak perlu dilakukan karena buku cetak juga tidak semua terjamin
kualitasnya. Apalagi sekarang ada penerbit Indie (penerbit sendiri) atau
penerbit-penerbit baru lainnya yang belum diketahui kualitasnya (misal, tidak
sekaliber Gramedia).
Ketika
saya katakan: “Bahkan jurnal ilmiah itu lebih keren dibandingkan buku cetak
lho!”
Wah,
mahasiswa bersangkutan tampak semakin tidak percaya. Namun ketika ditanyakan
kepada dosen pembimbingnya yang sudah profesor dan cukup diakui profesionalitas
kepenulisannya di kampus bersangkutan, sang mahasiswa segera menghubungi saya
bahwa pembimbingnya mengatakan jurnal ilmiah online bisa dijadikan referensi
skripsi.
Sang
mahasiswa tersebut juga berkata kepada profesornya: “Kalau begitu, enak dong
prof, saya tidak perlu beli buku.” Profesor: “Iya, memang.”
Kemudian
sang mahasiswa bertanya kepada saya: “Memangnya kenapa jurnal ilmiah bisa lebih
bagus dibandingkan buku cetak?”
Saya
jawab: “Jurnal ilmiah itu biasanya dibuat berdasarkan hasil penelitian. Dalam
penelitian itu, terutama penelitian mahasiswa, biasanya dibantu oleh 2 orang
pembimbing, atau minimal 1 pembimbing. Setelah itu, ada bimbingan, sidang judul
dan sidang hasil juga, bahkan boleh jadi ada seminar. Sementara buku cetak,
banyak yang ditulis sendirian, mungkin dibantu oleh editor. Di samping itu,
jurnal ilmiah itu lebih up-to-date dibandingkan buku cetak.” Itulah yang saya
tahu. J
Jadi,
mahasiswa yang tidak punya uang cukup untuk membeli buku, sekarang Internet
sudah cukup untuk menjadi referensi skripsi Anda sampai selesai.
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment