Prodi Sistem Informasi | Belajar HTML dan PHP | Skripsi SI
Pesantren Katabah
1000 Penghafal Quran
Pengobatan Ruqyah Mandiri
Sistem Informasi (S1)
Manajemen Informatika
Blog | Kontak | Siap Kerja | Sertifikat | PrivacyPolicy | Inggris Arab | Daftar Isi

Saturday, May 3, 2014

Ini Yang Harus Diperjelas Tentang Capres Jokowi dan Prabowo

Meskipun masih status bakal calon, Jokowi dan Prabowo merupakan calon presiden yang paling populer saat ini. Koalisi yang dibangun, belum ada yang memunculkan Capres (Calon Presiden) baru, selain mereka berdua.

Ini yang masih terus saya perhatikan agar tidak salah pilih ketika Pilpres nanti: J


Jokowi
Apakah ia mampu berdiri sendiri, tidak menjadi ‘boneka’ Bu Mega? Munculnya komunitas-komunitas pendukung Jokowi sebagai Capres membawakan angin segar tentang independensi Jokowi.

Dalam beberapa obrolan ringan dengan teman, saya suka mengatakan bahwa harus ada komunitas kuat yang mendukung Jokowi agar ketika ia mampu dan berani berseberangan dengan pendapat PDIP, kalau perlu. Dengan kata lain, apabila Jokowi dipecat dari PDIP karena menentang pendapat PDIP atau Megawati, Jokowi ada tempat kembali, yaitu komunitas itu.


Prabowo
Meskipun setelah munculnya isu berbau SARA kepada Jokowi yang dicurigai akan mengangkat Cawapres dari Kristen, saya sampai saat ini belum terlalu terpangaruh karena sulitnya mencari pemimpin umat Islam yang baik. Bahkan sempat mikir-mikir, apabila ada Capres dari non-Islam, saya belum tentu akan menolaknya selama ia berkualitas (Tapi nanti saya baca dulu tentang dalilnya ya...).

Maunya sih dari Islam. Tapi mana tokoh Islam yang benar-benar Islami? Yang populer saat ini, Mahfud MD. Kenapa sih Pak Mahfud tampak ingin sekali jadi Capres, tidak membuat tim untuk melakukan seleksi Capres terbaik dari Islam? Beliau memang hebat, tapi saya masih menilai beliau belum mau memajukan orang lain (orang Islam) sebagai pemimpin, baru ngotot sendiri. Maaf ya, kalau salah…. J

Sekarang isu SARA yang ditujukan ke Jokowi tampaknya ditujukan untuk mendukung Prabowo. Namun Prabowo masih negatif dalam benak saya terkait:
1.      Pelanggaran HAM
2.      Gayanya (terutama ketika berbicara dan berpakaian) yang cenderung militeristik, so gagah dan emosional.

Jadi, pertanyaannya:
a.       Apakah kita akan memilih Jokowi yang dicurigai ‘boneka’ PDIP dan belum manggung di kancah nasional?
b.      Apakah kita akan memilih Prabowo yang dicurigai tersangkut pelanggaran HAM dan sikapnya otoriter?

Mari kita renungkan bersama-sama….!

Namun isu Islam dan non-Islam, serta belum beresnya Jakarta, nampaknya belum menjadi penghalang saya untuk mendukung Jokowi.

Jika Prabowo bebas dari masalah HAM (penculikan mahasiswa), mungkin saya akan mulai tertarik kepada Prabowo, meskipun masih harus membaca lagi tipe kepemimpinannya yang tampak otoriter. Apakah ia akan menjadi seperti Soeharto?


Walaupun isu Pilpres mulai membosankan buat saya, tapi karena penasaran dengan Pilpres yang lebih jelas, informasi pun harus terus saya kumpulkan. Saya penasaran, banyak orang melarang Golput, tapi mereka tidak tahu calonnya. Banyak orang tampak baik karena sudah mencoblos, padahal enggak tahu pemimpin yang dicoblosnya, kenal juga tidak!!!
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi

No comments:

Post a Comment