Ketika
saya masih heran kenapa isu pelanggaran HAM berat masih diarahkan ke Prabowo,
tapi pengusutan hukumnya belum jelas, saya dikagetkan juga ketika membaca bahwa
Jokowi didukung oleh antek-antek Yahudi, Cukong-Cukong hingga syiah.
Kalau
Prabowo dipuji dengan kekuatannya untuk menjadikan Indonesia gagah di mata
dunia, sementara Jokowi dianggap tunduk pada asing dengan salah satu alasannya
karena Jokowi mengundang para duta besar (Dubes) asing.
Entah
mana yang benar isu ini? Yang jelas, siapapun capresnya yang menjalin
komunikasi dengan Dubes asing itu bagus menurut saya. Indonesia tidak bisa so
nasionalis, so mandiri, dan mengabaikan diplomasi dengan pihak asing.
Begitu
juga Prabowo yang dituduh pelanggaran HAM berat. Saya juga heran kok Prabowo
lolos menjadi Cawapres Megawati dulu. Sekarang juga, KPU ikut bertanggung jawab
memverifikasi Capres.
Kalau
KPU meloloskan Prabowo, kemudian Prabowo terbukti dalam pelanggaran HAM berat.
Lalu, peran KPU di mana ya…?
Tunda
dulu, masalah Prabowo.
Saya
ingat lagi komentar-komentar yang menuduh Jokowi itu dibacking oleh
cukong-cukong, zionis dan syiah. Bahkan ada yang menyebutkan, kursi legislatif
PDIP akan banyak diisi oleh non-Muslim.
Hebat
sekali infonya komentator tersebut. Pantesan beberapa blogger tampak tidak mau
memilih Jokowi sebagai presiden dengan slogan untuk menyelamatkan umat Islam.
Kata
zionis juga mulai terdengar dari kawan saya ketika awal-awal kuliah. Dia tampak
merasa geram ketika mengucapkan antek-antek zionis. Herannya, ia sendiri tidak
berperilaku Islami-Islami banget. Kadang-kadang saya juga suka bergumam:
“Jangan-jangan ia tidak tahu maksud kata zionis sebenarnya.”
Sekarang
muncul Syiah. Hebat banget….. Berarti saya sangat minim pengetahuan agama nih.
Namun saya juga tidak terlalu percaya banyak orang Muslim Indonesia tahu Syiah.
Jangankan Syiah, membedakan Muhammadiyah dan NU juga masih ada yang tidak tahu,
termasuk saya…..
Bahkan
ketika ada nabi palsu, beberapa orang tampak marah ketika ngobrol dengan saya.
Tapi mereka tampak heran melihat reaksi saya biasa-biasa saja. Saya jelaskan
saja: “Saya tidak berani mengejek-ngejek nabi palsu karena tidak tahu ajaran
mereka yang sebenarnya. Saya ngaji juga jarang, bahasa Arab belepotan, daya
pikir lemah, mana berani mengejek mereka walaupun saya menolak pendapat nabi
palsu tersebut. Itu juga pendapat yang ditangkap dari siaran televisi karena
belum membaca ‘kitab suci’ yang mereka tulis.”
Lalu,
apakah semua Muslim Indonesia cukup mahir tentang Syiah? Hiks…hiks… Saya ragu.
Kalau
Zionis tahu dong?
Wkwkwk…
saya pernah bergurau tentang Israel dan Palestina yang berakhir dengan
pertanyaan: “Kenapa sih kita benci banget ke Israel, apakah kita sudah membaca
sejarah konflik Israel-Palestina seutuhnya?” Ternyata lawan bicara saya tidak
mau menjawab. Memang sih lawan bicaranya bukan ulama berlabel anti zionisme.
Nah,
sekarang saya juga harus rajin baca, kenapa Zionis dan Syiah diisukan mendukung
Jokowi?
Ada
yang mau ngasih referensi….
Bahkan
saya juga harus membaca tentang Syiah nih. Banyak banget tugas belajar di dunia
ini. Hiks…hiks…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
Pd text anda = “Kenapa sih kita benci banget ke Israel, apakah kita sudah membaca sejarah konflik Israel-Palestina seutuhnya?” Maaf bila komentar sy kliru, Israel vs Plestin itu mash kelg (Plestin kturunannya dr "Is" & Israel/nabi Yacoub itu sdra nya Is (mrka abang ade) dr masa kemasa kelg besar itu ribut muluw, plestin gk salah krn mmprtahankan tanah nenek moyangnya, bgtu pula dgn Israel krn mmprtahankan tanah prjanjian (ya sudah akur aja, israel kbangetan seh Arogannya) jd inget Mhbarata :D Yahudi kyk Duryodana & Plestin kyk Pandava (ntar ujung2nya juga perang besar mlibatkan bnyak negara) :D
ReplyDelete