Sambil terus mencari info tentang dua Capres 2014, saya
mencoba berandai-andai. Seandainya Pilpres diselenggarakan hari ini, saya milih
mana ya…?
Ternyata, saya akan memilih Jokowi.
Berikut ini alasannya:
Pada tulisan ini, alasan saya memilih Jokowi dilihat dari isu
negatifnya saja deh. Kapan-kapan saya tulis isu positifnya. Kenapa tidak
diangkat isu positifnya? Karena isu positif kedua Capres yang masuk di telinga
saya relatif hampir sama.
Isu negatif untuk Jokowi antara lain:
1.
Isu Cawapres non-Islam. Ini
tidak terbukti karena JK orang Islam, juga ada yang mengatakan salah satu tokoh
NU.
2.
Isu khianat kepada Jakarta.
Ini sejak awal saya tidak setuju. Apakah dosen yang ditunjuk jadi menteri harus
menolak juga karena pengangkatan dosennya baru setahun, kan itu khianat jabatan
(pengabdian) yang biasanya harus 10 tahun. Bagaimana kalau menteri berasal dari
manager sebuah perusahaan dengan masa jabatan 5 tahun?
3.
Isu boneka. Ini yang belum
ada bukti “ya” atau “tidak”. Namun dengan memilih Wapres JK, saya menduga
Jokowi tidak akan jadi boneka PDIP seutuhnya karena kemungkinan JK akan mampu
menerobos kebijakan PDIP. Jangankan partai, presiden saja suka kalah cepat dari
JK, gitu kan isunya?
Isu negatif prabowo antara lain:
1.
Pelanggaran HAM (penculikan
mahasiswa 1998). Tanpa bermaksud melukai keluarga korban, saya masih belum
percaya sepenuhnya bahwa Prabowo dalangnya karena sampai saat ini pengusutan
hukumnya tampak belum serius. Namun yang menjadi hal serius bagi saya adalah Prabowo
dicekal masuk ke Amerika. Ini dituturkan oleh salah seorang yang mengaku Caleg
dari Gerindra.
2.
Gaya Militeristik.
Sebenarnya saya sudah berusaha sekuat tenaga untuk melupakan masa lalu Prabowo
dari militer. Bahkan orang militer itu belum tentu jadi presiden yang otoriter.
Namun ketika Prabowo menunggangi kuda, saya jadi tidak menyukai lagi Prabowo
karena saya sudah lama mengharapkan istana presiden tidak boleh diisi
kursi-kursi empuk agar ingat penderitaan rakyat, kendaraanpun yang sederhana
saja tidak perlu ganti tiap presiden baru.
3.
Serangan negatif dari
Prabowo menguras rasa simpatik saya kepada beliau. Kasihan di masa modern ini,
kampanyenya masih gaya lama, menjelek-jelekkan Capres lain yang belum terbukti
kejelekannya. Ini pendidikan politik yang jelek!
Tambahan:
Adanya penolakan koalisi PDIP terhadap Golkar menambah cantik
kubu PDIP karena terkesan tidak mau melakukan politik transaksional.
Yang saya tidak suka dari PDIP adalah Bu Mega tampak terlalu
lama “bermuka masam” kepada SBY. Semoga cepat membaik ya…!
Itulah sedikit pendapat saya tentang Jokowi dan Prabowo. Ada pendapat
lain?
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via WA, DM IG, Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment