Sebagai
masyarakat yang awam politik, tapi tetap harus berpartisipasi dalam pesta
politik, saya terpaksa harus mengikuti perkembangan politik tanah air walaupun
sangat melelahkan.
Bagaimana
tidak melelahkan, di negeri ini tidak tampak adanya pandangan politik yang
sangat berbeda. Awalnya, saya melihat calon presiden Prabowo dan Jokowi
merupakan calon yang sangat berbeda. Akan tetapi, setelah munculnya gerakan
koalisi, perbedaan keduanya semakin amburadul.
Amburadul?
Ya
jelaslah amburadul. Isu pelanggaran HAM kepada Prabowo seolah tidak akan
terbukti karena tokoh sekelas Amien Rais dan Mahfud MD saja bergabung dengan
Prabowo. Padahal Amien merupakah salah satu tokoh yang menjadi ‘lawan’ pada
saat Prabowo berkuasa, sementara Mahfud tampak sebagai seorang yang sangat tahu
hukum dan sangat bersih dalam prakteknya.
Apakah
Amien dan Mahfud melupakan dosa Prabowo masa lalu? Seandainya Prabowo tidak
terbukti bersalah seharusnya para tokoh negeri ini segera membersihkan nama
baiknya agar tidak tercemar politik kotor. Kalau tetap bersalah, ya proses lah!
Di
saat bingung melihat kedua tokoh di atas bergabung ke Gerindra, tiba-tiba saya
membaca bahwa Anies Baswedan jadi juru bicara Tim Sukses Jokowi-JK. Dengan
merapatnya Anies ke Jokowi, rasanya kegamangan hati sudah mulai terobati. Saya
juga perlu mempertimbangkan tuduhan-tuduhan negatif kepada Jokowi,
jangan-jangan benar. Tapi kalau sekelas Pak Anies masih menilai Jokowi baik,
semoga kekaguman saya kepada Jokowi-JK tidak terlalu salah.
Seorang
yang mengaku Caleg tidak terpilih dari Gerindra mengatakan: “Masa lalu Umar bin
Khattab juga kan tidak baik. Masa kita tidak memberikan kesempatan kepada
Prabowo?”
Masalahnya
Prabowo itu belum ada status hukum yang jelas, apakah sudah melakukan
pelanggaran HAM berat terkait penculikan para aktivis atau tidak? Kalau
terlibat, apakah Prabowo sudah bertaubat? Kalau tidak terlibat harus ada
pemulihan nama baik.
Saya
khawatir, dukungan masyarakat kepada Prabowo seperti dukungan kepada Soeharto.
Sekarang sebagian masyarakat mengatakan “lebih enak zaman Soeharto.” Padahal
yang saya baca, nasib buruk Indonesia saat ini sangat dipengaruhi oleh
kegagalan kepemimpinan Soeharto.
Isu
negatif menimpa juga kepada Jokowi. Bedanya, Prabowo cenderung diserang isu
negatif TELAH melakukan kesalahan HAM, sedangkan Jokowi AKAN melakukan
kesalahan seperti hilangnya asset negara pada saat Megawati jadi RI 1.
Jadi,
di mata saya Jokowi masih lebih baik. Meskipun masih penasaran tentang 'dosa' Prabowo, benar atau tidaknya? J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment