Setelah saya dipusingkan dengan kampanye hitam yang ditujukan
kepada Prabowo dan Jokowi, sekarang saya semakin tenang. Mau pilih Prabowo atau
Jokowi, boleh! Tidak ada capres yang berbahaya!
Pendapat di atas muncul setelah memperhatikan keputusan
Muhammadiyah yang tidak memihak pada salah satu Capres. Ini berarti tidak ada
Capres yang membahayakan Islam di Indonesia.
Kekhawatiran saya terhadap pelanggaran HAM Prabowo mungkin
akan saya wakilkan saja ke KPU. Kalau KPU meloloskan berarti Prabowo itu bebas
dari pelanggaran HAM. Bukankah KPU ikut bertanggung jawab menyeleksi Capres?
Begitu juga kekhawatiran kepada Jokowi yang dituduh sebagai
antek anti-Islam, sudah semakin kabur setelah JK menjadi Cawapres dan banyak
kalangan NU yang bergabung di dalamnya.
Untuk sementara ini, saya tidak mengkhawatirkan Indonesia
akan dipimpin oleh presiden yang berbahaya. Bahkan Golput pun tampaknya tidak
jadi masalah, kan Capres-nya sudah baik-baik. Wkwkwk.
Jadi, terpikir Golput segala?
Bagaimana tidak, kedua belah pihak semakin tuduh-menuduh. Ada
isu kampanye hitam, kedua kubu bicara anti kampanye hitam. Ada isu fitnah,
kedua kubu menyatakan anti fitnah. Ada isu didzalimi, kedua kubu menyatakan
diserang dan didzalimi. Ah, sudah enggak benar tuh para tim sukses!
Menyebalkan! Kaya maling teriak maling saja.
Kalau mau milih, ya paling juga bicara selera bukan benar
atau tidak. Yang suka dipimpin gaya Prabowo yang terkesan gagah, tegas, kaya,
tapi nyrempet militeristik, ya monggo. Hiks…hiks
Mau milih gaya Jokowi yang tampak tidak gagah, sederhana,
suka blusukan, tapi ada yang meragukan kemampuannya, ya silahkan. Wkwkwkwk.
Sumber:
politik.news.viva.co.id/news/read/507621-din-syamsuddin--warga-muhammadiyah-bebas-pilih-capres-manapun
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment