Awalnya,
saya tidak terlalu peduli dengan serangan-serangan yang menyalahkan Jokowi,
seperti Jokowi tidak amanah memimpin Jakarta, Jokowi presiden boneka, Jokowi
tidak akan mampu memimpin Indonesia, dll.
Ketika
mencoba berkomentar di Google Plus, saya dipertanyakan tentang keamanahan
Jokowi karena dianggap melanggar sumpah jabatan. Kata pengguna lain: “Kalau
sumpah dengan nama Allah, itu tidak melanggar gitu Mas?”
Mendengar
komentar G+ di atas masih enggan menanggapinya, kecuali kalau orang yang berbicara
langsung dengan saya, kemudian saya jelaskan.
Sekarang
muncul suratterbuka dari putri Amien Rais yang isinya menolak Jokowi jadi presiden dan
mendukung Prabowo.
Surat
tersebut tidak lama kemudian mendapat suratbalasan dari seorang mahasiswa doctoral Perth yang mengaku anak petani.
Terlepas surat balasan ini benar dari pendukung Jokowi atau bagian dari trik
Tim Sukses, tapi saya setuju dengan sebagian besar balasannya.
Walaupun
Pilpres sudah sebentar lagi, saya coba himpun beberapa tudingan buruk kepada
Jokowi yang saya anggap keliru. Kalau tidak bermanfaat untuk Pilpres tahun ini,
semoga saja catatan kecil ini bisa menjadi perbaikan di masa yang akan datang.
1.
Jokowi ingkar
janji (tidak amanah) karena tidak menyelesaikan jabatannya hingga 5 tahun jadi
gubernur DKI
Pada
poin ini ada yang mengatakan “melanggar janji”, ada juga yang melanggar “sumpah
jabatan”.
Poin
ini juga pernah disebutkan oleh seorang da’i kondang asal Bandung yang
merupakan idola saya. Meskipun ia tidak menyebutkan nama Jokowi, tapi dari
ungkapannya menjurus ke Jokowi. Saya mendengarkan ungkapan beliau dalam
ceramahnya melalui radio gelombang FM. Untuk hal ini, saya tidak setuju dengan
beliau.
Kalau
dianggap melanggar sumpah jabatan itu salah karena dalam sumpah jabatan tidak
disebutkan akan memimpin DKI Jakarta selama 5 ahun.
Ini
sumber-sumber yang baru saya temukan:
Dari
keempat sumber di atas, saya melihat Jokowi tidak melanggar sumpah/janji
jabatan.
Ini
ada janji kampanye Jokowi yang mungkin bisa lebih cocok dianggap
melanggar janji: 19Janji Jokowi Saat Kampanye Pilgub DKI
Pada
19 janji di atas, Jokowi mungkin dianggap melanggar poin 8. Melihat poin ini
saya juga pernah terkejut, namun secara ilmiah (dalil) telah dijawab oleh WidodoSaifullah
Jawaban
ringan saya antara lain:
·
Janji jabatan
dengan janji kampanye itu berbeda. Silahkan Anda cek berapa persen janji
kampanye yang ditunaikan para pemimpin Indonesia, termasuk presiden.
·
Janji pada poin
8 itu bukti tekad Jokowi untuk sungguh-sungguh mimpin DKI. Apabila rakyat Indonesia
memintanya jadi presiden itu bukan kutu loncat, tapi menerima amanah rakyat.
Kalau Jokowi sibuk beriklan ingin jadi presiden atau menteri, itu bisa
dikatakan kutu loncat.
·
Bahasa itu
memang rumit sih. Kalau mau rumit sedikit, “Akan memimpin Jakarta selama lima
tahun” itu bisa diartikan bermacam-macam. Jadi presiden juga kan secara tidak
langsung memimpin Jakarta. Mungkin saja ini alasan berkelit, tapi ya bisa
terjadi sih penafsiran seperti itu.
Jadi,
orang-orang yang menganggap Jokowi melanggar sumpah jabatan atas nama Allah itu
keliru. Tinggal kita mikirin poin 8 pada janji kampanye. Silahkan saja, itu
ijtihad masing-masing!
2.
Jokowi tidak akan
mampu memimpin Indonesia
Jokowi
tidak akan bekerja sendirian. Beliau akan dibantu oleh para menteri dan para
pakar, bahkan oleh kita sebagai rakyat Indonesia selama ia benar-benar menjadi
pemimpin yang baik, tidak arogan, apalagi otoriter.
3.
Ngapain sih blusukan,
pencitraan banget diliput media
Gaya
kepemimpinan ini bagus-bagus saja kok daripada duduk manis di istana, sementara
rakyat tidak terurus. Blusukan itu bukan solusi, tapi mediasi untuk mengecek
implementasi kebijakan apakah sudah sampai ke masyarakat atau tersendat garong-garong
pejabat dan konglomerat?
Kalau
Jokowi minta diliput media itu baru masalah. Tapi kalau media yang datang, bukan
salah Jokowi dong! Masa Jokowi harus ngusir awak media?
4.
Jokowi presiden
boneka
Ini
sudah dijawab oleh orang lain. Kalau Jokowi boneka pasti ia tidak mau jadi
presiden karena harus turut dan patuh juga pada Prabowo yang ikut mengusungnya
jadi gubernur DKI Jakarta.
Rencana
pembelian kembali Indosat juga salah satu bukti kebijakan Jokowi berbeda dengan
Megawati.
Untuk
masalah ini, saya mengusulkan kita sebagai rakyat memperkuat komunitas
pendukung Jokowi untuk memantau kinerja Jokowi. Karena DPR belum bisa
diandalkan, maka rakyat harus tetap ikut terjun langsung mengawasi Jokowi
seperti halnya para penggiat anti korupsi mengawasi KPK. Mungkin, kan?
Kalau
Jokowi tidak benar-benar ngurus Indonesia karena selalu manut sama Megawati,
pecat saja oleh rakyat. J
Tulisan
ini dicukupkan sekian dulu. Apabila teman-teman memiliki sumber-sumber lain,
silahkan tuliskna di komentar.
Perlu
dicatat juga bahwa tulisan ini mungkin saja tidak terlalu netral karena selera
saya memang sudah Jokowi, meskipun belum pasti akan memilih Jokowi. Namun dalam
hal ini saya sedang belajar berbicara netral walaupun agak susah juga. J
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment