Tidak
terasa postingan tentang fiksi di blog ini sudah lumayan juga, mau mendekati
angka 20. Awalnya pesimis menembus angka 10 postingan juga karena jarang
membaca tulisan fiksi, apalagi belajar sastra.
Meskipun
saya mencintai dunia bahasa, tapi karena dulu terfokus ke uang, maka kajian
sastra terabaikan. Saya menduga bahwa sastra itu hanya untuk orang cerdas yang
kaya dan cerdas. Bagaimana bisa saya akan menjadi seorang novelis? Cerpenis?
Atau sastrawan?
Ketika
menulis fiksi, saya seringkali dihantui rasa takut. Takut tidak menarik, takut
tidak termasuk cerpen, takut tidak ada pembacanya, dan takut-takut sejenisnya.
Namun
semakin lama menulis, semakin muncul pemikiran: “Yang penting nulis dulu,
semoga lama-kelamaan bisa lebih baik.” Mau termasuk Cerpen atau enggak, Flash
Fiction atau bukan, terserah saja, yang penting menulis. J
Karena
jarang membaca cerita fiksi, ada perasaan cerita saya itu garing, gersang, dan
tidak menarik, sehingga saya ingin mencoba untuk lebih menyentuh realita.
Walaupun bahasanya tidak seindah tulisan sastrawan, tapi pesannya harus ada.
Semoga
selain tulisan fiksi, ke depan tulisan dalam topik Puisi juga bisa update. Ada
perasaan bahwa orang-orang saat ini tidak begitu suka puisi. Hal ini muncul
ketika membaca suatu tabloid yang sudah tidak terbit lagi saat ini, kolom
puisinya kadang-kadang ditiadakan.
Tapi
saya rasa puisi itu bagian dari sastra. Dan sastra itu indah. Jadi, dunia tanpa
puisi itu tampaknya kurang indah deh…
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment