“Penasaran…. Seminggu yang lalu ada keluarga yang baru pindah
ke sini, jadi tetangga dekatku. Salah satu yang turun dari mobil adalah seorang
gadis cantik, anggun, dan murah senyum. Aku pura-pura beli goreng-gorengan
dekat rumahnya ah…”
Sebagai bujangan yang jauh dari keluarga, aku kadang-kadang
sarapan dengan goreng-gorengan. Aku melirik ke rumah gadis itu.
“Ngintip ya Mas….? Kata Pak Udin, penjual goreng-gorengan.
Aku terperanjat karena ketahuan Pak Udin. Mau bilang enggak,
memang ngintip. Mau jujur, agak malu.
Aku belum sempat ngomong lagi, Pak Udin sudah bicara lagi: “Enggak
apa-apa Mas, kan sama-sama bujangan. Bapak setuju deh.”
“Kok Bapak langsung setuju-setuju saja. Kan Bapak juga belum
tahu gadis itu siapa sebenarnya?”
“Ah, Mas Komar kaya masih meragukan kasih sayang Bapak saja.
Kan Bapak sudah nganggap Mas Komar itu anak Bapak sendiri. Meskipun Bapak
tukang jualan goreng-gorengan, Mas Komar tetap menghormati Bapak.” Pak Udin
menatap rumah gadis itu sambil tersenyum.
“Mas, keluarga yang baru pindah ini adalah tetangga Bapak
dulu. Mereka keluarga sangat baik. Mbak yang cantik dan manis itu gadis yang
sangat baik hati. Ia selalu menghormati semua orang, termasuk orang miskin
seperti Bapak.”
Pak Udin menarik nafas dalam-dalam. Ia tampak sedang
mengingat masa lalu sedalam-dalamnya.
“Gadis itu ngasih baju lebaran ke Bapak dan Ibu, Mas. Ibunya
bilang, baju lebaran itu khusus dari anak gadis kesayangannya karena ia sudah
punya pendapatan kecil-kecilan dari ngajar kursus. Gadis itu namanya Reni.”
Tatapan Pak Udin masih tertuju ke rumah sang gadis.
“Alangkah bahagianya, kalau Mas Komar jadian sama Mbak Reni.
Bapak mau ngado deh.” Pak Udin menoleh kepadaku sambil tertawa kecil.
“Tuh, Mas lihat ke sana! Mbak Reni mau berangkat kuliah. Ia
selalu cium tangan orangtuanya dan pamitan juga kepada pembantunya. Ia tidak
diantar pakai mobil ayahnya, tapi naik angkot bersama teman-temannya.”
Tampaknya, Pak Udin sudah memperhatikan dari dulu.
“Ia juga sangat menghormati pembantu, Mas. Bahkan suka
membantu pekerjaan pembantu juga. Keren kan Mas?”
“Iya Pak, Keren…!” Aku senyum-senyum malu karena takut
ketahuan kalau aku sudah terpesona gadis itu sejak pandangan pertama seminggu yang
lalu. Apalagi setelah mendengarkan cerita Pak Udin.
“Kok Bapak banyak tahu Mbak Reni? Suka ngintip ya….”
“Ah, Mas Komar, jangan cemburu dong Mas…! Bapak dulu pernah
bantu-bantu juga di rumahnya.”
“Ayo, Mas… jangan banyak nunggu, nanti keburu disambar orang.” Pak Udin tertawa terkekeh-keh.
“Siap, Pak. Mata-matanya akan dipersingkat deh.” He..he..
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment