Malam itu, aku baru pulang dari pekerjaan. Waktu pulang jam
8, namun karena menunggu hujan reda, jam 10 masih di tengah jalan. Jarak tempuh
dari tempat kerja ke rumah 2 jam karena menjalankan sepeda motor dengan kecepatan
rata-rata 60 Km/Jam.
Praaaak…..sepeda motorku terjatuh!!! Ouuuh… kepalaku sakit
sekali. Sejak itu juga aku tak sadarkan diri.
Tak terasa lagi dinginnya malam. Tak terasa lagi lelahnya
badan setelah bekerja seharian. Gelaaap….. tak ingat lagi apapun.
(Hening…….)
Tiba-tiba terdengar rintihan seorang gadis. Ku coba membuka
mata perlahan-lahan. “Masih berat sekali kepala ini.”
Rintihan sang gadispun belum berhenti terdengar di telinga
sebelah kananku. Ku terus sekuat tenaga membuka mata karena badan, kaki, dan
tanganku masih terlalu sakit dan agak kaku.
“Mas, bangun, Mas…… Mas, banguuuun……”
Sang gadis mencoba membangunkanku dengan suara serak karena
tercampur tangisan.
Mataku terbuka…. Sedikit kukedip-kedipkan. Kubuka lebih
lebar. Di hadapan mataku tampak jelas wajah seorang gadis cantik yang sedang
menangis sambil menidurkan kepalaku di
pangkuannya. Tangannya menahan kepala dan memegang bahuku agar tidak terlepas
dari pangkuannya.
“Ya Tuhan…..apa yang terjadi? Kenapa aku yang seumur hidup
berusaha untuk menahan untuk tidak menyentuh perempuan yang bukan muhrim, kini
malah ada di pangkuan gadis yang tak kukenal?”
“Mas…sudah siuman? Syukurlah…!!!
Wajah sang gadis tampak gembira. Air matanya mulai berhenti.
Tangan kanannya pun berusaha mengusap air mata yang menetes di pipinya.
“Maaf Mas, kalau saya lancang menidurkan Mas di sini!” Ia
sambil menunjuk ke pangkuannya.
“Enggak apa-apa, Mbak. Terimakasih.”
Aku segera bangun. “Tapi oooowwhh, kepalaku masih berat.” Ku
lirik di sampingku, ada tasku.
“Maaf Mbak, tolong saya tidurkan di tas saja. Kasihan Mbak
nanti pegal.”
“Enggak apa-apa kok Mas, enggak pegal. Istirahat dulu saja
sambil nunggu angkot lewat. Kita ke rumah sakit nanti.”
“Pakai tas saja, Mbak biar aku tidak terlalu merepotkan.”
Sang gadis pun rupanya menyadari kalau aku merasa kurang
nyaman tidur di pangkuannya.
“Baiklah, kalau Mas yang minta. Silahkan Mas!” Kini aku
tertidur di atas tas, ia masih berada di sampingku.
“Oh ini trotoar ya…?”
“Iya Mas. Tadi Mas tertabrak mobil dari belakang dan mobil
yang menabrak sudah lari. Kebetulan saya tadi sedang berjalan karena baru turun
dari angkot pulang kerja, dan melihat Mas sudah tergeletak di sini.”
“Kok Mbak mau menolong saya, tidak takut?”
“Enggak Mas, aku masih kenal sama Mas Komar. Waktu itu, Mas
Komar pernah mengantarku ke kontrakan waktu tabrakan sama sepeda motor dan
sekaligus menyelamatkanku dari sebutan wanita nakal tetanggaku.”
Aku baru ingat bahwa ia itu seorang gadis yang sering pulang
larut malam karena setelah bekerja, ia kuliah kelas malam dulu. Pakaiannya yang
selalu mengenakan rok mini dan tampak seksi, apalagi berparas cantik, membuat
tetangganya beranggapan negatif. Mereka menganggap gadis itu kupu-kupu malam.
Saat itu juga, tetangganya sempat menegurku karena masuk ke
kosannya agak lama, padahal aku harus memastikan dulu sang gadis bisa pulih
tanpa harus dibawa ke rumah sakit. Tapi pada saat itu juga sang gadis
menjelaskan bahwa ia merasa malu dianggap wanita nakal, padahal ia pulang kerja
dan kuliah demi membantu ekonomi keluarganya di kampung sambil mencari
pekerjaan baru yang berpakaian lebih sopan.
“Sungguh mulia hatimu, Mbak yang cantik. Semoga Tuhan
membalas kebaikanmu.”
"Boleh Konsultasi Masuk Jurusan Sistem Informasi via IG atau Tiktok."
|
Tips Skripsi Program Studi Sistem Informasi |
|
No comments:
Post a Comment